Wartain.com, Jakarta || Meski hujan mulai turun, cuaca panas terik di siang hari disebut masih mengancam kawasan di selatan khatulistiwa, termasuk Pulau Jawa pada periode Natal dan Tahun Baru. Dua fenomena atmosfer jadi pemicu utamanya.
“Berdasarkan analisis BMKG terkini, hujan intensitas lebat dan potensi suhu panas terik masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia selama periode NATARU 2023/2024,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto, dalam siaran persnya, Minggu, 24/12/2023.
“Kondisi suhu terik pada siang hari ini diprediksikan masih dapat terjadi hingga 3 hari ke depan di sebagian wilayah Jawa–Nusa Tenggara,” lanjutnya.
Dalam dua pekan terakhir, wilayah di selatan khatulistiwa, terutama Jawa hingga Nusa Tenggara, bak mengalami pembatalan musim hujan. Dari yang basah sejak November, panas merajalela lagi seperti sebelumnya.
Setidaknya sejak Sabtu (23/12), wilayah ini mulai diguyur hujan. Bogor misalnya, hujan yang disertai angin kencang sempat melanda dalam durasi sekitar sejam pada sore hari.
Prakiraan cuaca di Jabodetabek pun mengungkap kondisi serupa. Untuk Minggu (24/12), BMKG memprediksi hujan mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu diguyur hujan pada malam hari.
Senada, Bekasi, Cibinong (Kabupaten Bogor), Depok, dan Kota Bogor juga berpotensi hujan ringan pada malam hari ini.
Untuk Senin (25/12) alias di Hari Natal, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diprediksi mengalami hujan ringan di pagi hari; Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan hujan ringan di malam hari.
Bekasi diprakirakan hujan ringan di pagi dan siang serta hujan sedang di malam hari; Cibinong (Kab Bogor) dan Depok hujan ringan seharian; Kota Bogor hujan ringan siang malam.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga sebelumnya memperingatkan peningkatan curah hujan pada akhir 2023 dan awal 2024 yang berpotensi memicu banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah.
“Puncak musim hujan diprediksi akan terjadi di wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan, Kalimantan, dan sebagian Jawa,” kata dia dikutip dari situs BMKG.
Faktor penyebab terik
Guswanto menjelaskan ancaman cuaca panas terik masih muncul imbas beberapa fenomena dinamika atmosfer.
Pertama, Sirkulasi angin di Laut China Selatan (LCS) yang berbentuk Bibit Siklon Tropis 18W. Fenomena ini masih menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah Indonesia.
“Sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat.”
Bibit Siklon Tropis 18W ini sendiri bergerak ke arah barat menuju daratan Semenanjung Malaysia dan berpotensi rendah menjadi sistem siklon tropis.
“Sirkulasi angin di LCS tersebut juga secara tidak langsung memberikan dampak terhadap kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator,” jelas Guswanto.
Kedua, fase kering fenomena atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO) di sebagian wilayah Indonesia.
“Sehingga turut memicu kurangnya tutupan awan pada siang hari, mengakibatkan pada siang hari kondisi suhu cukup panas dan terik dengan kisaran suhu dapat mencapai 35°-37°C,” urainya.
Potensi hujan lebat
Walau ada ancaman panas terik, BMKG juga memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa daerah imbas dinamika atmosfer di atas dan sinyal aktif fenomena atmosfer Gelombang Rossby di wilayah selatan ekuator dalam sepekan ke depan.
Berikut daftar wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat periode 23 Desember 2023–1 Januari 2024:
– Aceh
– Sumatra Utara
– Sumatra Barat
– Riau
– Kep. Riau
– Jambi
– Bengkulu
– Sumatra Selatan
– Kep. Bangka Belitung
– Lampung
– Banten
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
– Jawa Timur
– Kalimantan Barat
– Kalimantan Tengah
– Sulawesi Selatan
– Papua.***
Foto : BMKG
Editor : Aab Abdul Malik
(Redaksi)