Wartain.com || Hujan lebat yang mengguyur Kota Sukabumi sejak Kamis (6/3/2025) sore hingga Jumat (7/3/2025) dinihari mengakibatkan banjir yang merendam sekitar 70 rumah warga. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Kampung Pangkalan, Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros.
Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menjelaskan bahwa banjir terjadi akibat luapan air dari kolam retensi di Terminal Tipe C serta penyempitan aliran sungai.
“Air dari kolam retensi mengalir deras hingga ke sini, menyebabkan banjir hampir sepinggang,” ujar Bobby saat meninjau lokasi banjir di Kampung Pangkalan, Sabtu (8/3/2025).
Ia juga menyoroti kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dibeton. Menurutnya, hal ini sebenarnya bukan masalah, namun menyebabkan sungai yang sebelumnya dalam menjadi dangkal. “Kita harus mencari solusinya, salah satunya dengan memperluas sungai di bagian ujung serta melebarkan titik pertemuan aliran sungai,” tambahnya.
Kolam retensi sendiri berfungsi sebagai penampungan air dari beberapa kecamatan saat hujan deras. Namun, karena tidak dikelola dengan optimal, kolam tersebut justru meluap dan menyebabkan banjir.
Bobby menegaskan akan menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi untuk rutin melakukan penyedotan air di kolam retensi guna mencegah kejadian serupa. Ia juga menyoroti keberadaan sampah di kolam tersebut.
“Kolam retensi ini sebenarnya sudah berfungsi, karena menampung air dari berbagai wilayah seperti Citamiang. Namun, debit air yang tinggi menyebabkan luapan. Solusinya, air harus rutin disedot agar tidak meluap saat hujan deras,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa penyedotan air di kolam retensi sebaiknya dilakukan secara berkala, misalnya setiap tiga hingga enam bulan sekali. Dengan begitu, sirkulasi air tetap terjaga dan risiko banjir dapat dikurangi. Selain itu, pembersihan kolam juga dapat menghindari potensi berkembangnya nyamuk.
Meski demikian, Bobby memastikan bahwa dampak hujan lebat di Kota Sukabumi masih dalam kondisi terkendali. Pemerintah daerah juga terus menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak.
“Situasi saat ini jauh lebih baik dibandingkan September–Oktober lalu. Jangan menunggu hingga kondisinya memburuk, kita harus segera bertindak berdasarkan masukan dari camat, lurah, serta RT dan RW,” tutupnya.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik