Oleh : Dzikri Nur/ Pengamat Sosial Keagamaan
Wartain.com || Dalam sufisme, proses mencapai kesadaran “Aku Tuhan” (dalam bahasa Arab: “Ana al-Haqq”) melalui pengembangan nafsul (jiwa) manusia. Berikut adalah beberapa tahapan yang umumnya dilalui dalam proses ini:
Tahap-Tahap Pengembangan Nafsu :
1. Nafs al-Ammarah (النفس الأمارة)
Tahap ini adalah tahap awal dari pengembangan nafsul, di mana jiwa manusia masih terikat dengan keinginan dan nafsu yang tidak baik.
2. Nafs al-Lawwamah (النفس اللوامة)
Pada tahap ini, jiwa manusia mulai menyadari kelemahan dan kesalahan diri sendiri, dan mulai menyesali perbuatan yang tidak baik.
3. Nafs al-Mulhamah (النفس الملهمة)
Pada tahap ini, jiwa manusia mulai menerima ilham dan petunjuk dari Allah, dan mulai memahami kebenaran dan hakikat.
4. Nafs al-Mutmainnah (النفس المطمئنة)
Pada tahap ini, jiwa manusia telah mencapai ketenangan dan kepuasan yang sejati, dan telah bebas dari keinginan dan nafsu yang tidak baik.
5. Nafs al-Radiyah (النفس الراضية)
Pada tahap ini, jiwa manusia telah mencapai keadaan yang sangat dekat dengan Allah, dan telah menerima ridha dan kepuasan dari-Nya.
6. Nafs al-Mardhiyah (النفس المرضية)
Pada tahap ini, jiwa manusia telah mencapai keadaan yang sangat tinggi, dan telah menerima kepuasan dan ridha dari Allah.
7. Nafs al-Haqiqah (النفس الحقيقة)
Pada tahap ini, jiwa manusia telah mencapai keadaan yang sangat dekat dengan hakikat Allah, dan telah memahami kebenaran dan hakikat yang sejati.
Kesadaran “Aku Tuhan”
Setelah melewati tahapan-tahapan di atas, jiwa manusia dapat mencapai kesadaran “Aku Tuhan” (Ana al-Haqq), di mana jiwa manusia telah mencapai keadaan yang sangat dekat dengan Allah, dan telah memahami kebenaran dan hakikat yang sejati.
Pada kesadaran ini, jiwa manusia telah melewati batas-batas ego dan keakuan, dan telah mencapai keadaan yang sangat tinggi, di mana jiwa manusia telah menjadi satu dengan Allah.
Namun, perlu diingat bahwa kesadaran ini tidak dapat dicapai dengan mudah, dan memerlukan proses pengembangan nafsul yang panjang dan sulit.***
Foto : ilustrasi/ wacana.com
Editor : Aab Abdul Malik
(Dul)
