Wartain.com || Kepala Badan Penyedia Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Haikal Hasan meresmikan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) Do’a Bangsa Sukabumi, Jumat (24/1/2025).
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Babe Haikal itu berharap LP3H Do’a Bangsa dapat membantu program pemerintah pusat dalam mendukung program penyediaan sertifikasi halal bagi para pelaku usaha.
Haikal mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah memiliki target memberikan sertifikat halal kepada pelaku usaha sebanyak 10.000. Hal itu demi menjadikan Indonesia menjadi pusat halal dunia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Kita gak akan berhenti sampai disini, karena itu ini (LP3H Do’a Bangsa) adalah sebuah contoh. Setelah 3 bulan saya mendapatkan mandat dari Bapak Presiden saya mulai menghitung pendapatan, jumlah orang yang kita rekrut,” kata Haikal.
“Saya masih kurang puas walaupun selama 3 bulan ini alhamdulillah kita telah berhasil merekrut 9.700 tenaga kerja baru tanpa bangun pabrik. Jadi kita bisa berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi kita 8 persen,” tambahnya.
Saat ini Indonesia berada di peringkat 8 dunia dalam jumlah produk halal. Hal itu berbanding terbalik dengan jumlah mayoritas masyarakat yang beragama muslim. Maka dari itu meminta dukungan semua pihak agar target Indonesia menjadi pusat halal dunia bisa tercapai.
“Luar biasa terobosan Bapak Prabowo Subianto membentuk yang mengangkat tadinya sebuah badan dengan tingkat eselon 1 di Kementerian Agama sekarang setingkat menteri,” ucap Haikal.
“Maka dari itu kita sambut, kita Negara dengan 270 juta jiwa, 240 jutanya orang islam, terus produknya baru halal 2 juta kan ironi. Brazil 99 persen itu agamanya kristen dan Brazil menampak dari kita, kita nomor 8 Brazil nomor 4. Jadi perjuangan ini butuh semua pihak,” tambahnya.
Sementara itu Pembina Yayasan Do’a Bangsa, Ayep Zaki mengungkapkan, LP3H Do’a Bangsa yang dibentuk pada 8 Desember 2024 bertujuan untuk kepentingan masyarakat secara umum khususnya wakaf.
Ayep Zaki yang juga merupakan Wali Kota Sukabumi Terpilih itu mengatakan, wakaf adalah salah satu instrumen penting dalam menyelesaikan angka kemiskinan dan kebodohan yang tinggi.
“LP3H (Do’a Bangsa) didirikan pada tanggal 8 Desember 2024. Ketika LP3H ini lebih banyak untuk kepentingan masyarakat secara umum wabil khusus adalah wakaf. Wakaf ini literasinya hanya baru 37 orang dari 10.000 orang. Jadi literasi wakaf ini hanya 0,37 persen,” kata Ayep.
“Saya mohon izin tolong di sampaikan ke Pak Presiden karena ini instrumen yang akan menyelesaikan kemiskinan dan kebodohan,” lanjutnya.
Ayep menyebut saat ini pihaknya memiliki target aset wakaf senilai Rp1 triliun dalam jangka waktu 3 tahun dengan Rp60 miliar pertahunnya agar bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan dan kebodohan di Indonesia termasuk akomodasi sertifikasi halal didalamnya.
“Pesan yang ingin disampaikan dari Sukabumi yang pertama adalah wakaf. Saya gamau lama-lama range 3 tahun ini ingin Rp1 triliun asetnya. Kalau Rp1 triliun kita punya anggaran paling tidak Rp60 miliar dana kelola untuk kepentingan menyelesaikan kemiskinan dan kebodohan di Indonesia termasuk halal di dalamnya,” ucap Ayep.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik