Wartain.com || “Moci” salahsatu makanan khas negeri Sakura (Jepang), kini menjadi primadona kuliner khas Sukabumi.
Penganan kue yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat.
Di Jepang sendiri, kue Moci sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional “Mochitsuki” atau perayaan tahun baru Jepang.
Di Sukabumi sendiri, Moci sudah menjadi ciri khas kuliner yang banyak digemari dan diburu para pecinta kuliner.
Salahsatu sentra produksi Moci adalah UKM An Nur. Berdiri sejak tahun 1989, bermula dari adanya keinginan dari Bapak Surahmat sebagai pendiri, Moci An Nur terus berkembang melebarkan usahanya.
Bermula dengan modal 30 ribu, Surahmat terus mengembangkan usahanya sampai omsetnya mencapai ratusan juta rupiah.
Awal mula mendirikan usaha, Surahmat tidak terlepas dari kiprahnya menjadi seorang karyawan di tempat usahanya Moci Nanggeleng.
Beralamat di Jalan Gunung Walat RT 002 RW 004, Desa Batununggal, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Moci An Nur terus berkiprah dan kini sudah memiliki 3 cabang serta dibantu oleh 38 orang karyawan.
Ditemui wartain.com, owner UKM Moci An Nur, Surahmat mengungkapkan, Moci produksinya kini sudah memasuki pasar sampai ke area Jabodetabek dan wilayah Jawa Barat lainnya.
“Pangsa pasar Moci kami sudah memasuki wilayah Jabodetabek dan wilayah lain di Jawa Barat,” ungkap Surahmat, Rabu 13/11/2024.
“Walaupun sistem penjualan masih menggunakan cara manual, masuk ke pasar tradisional dan modern, akan tetapi cara lain juga masih terus berproses seperti PO dan digital,” tambah Surahmat.
Ditanya terkait ciri khas dan varian Moci An Nur, Surahmat menjelaskan, banyak sekali aneka rasa yang ditawarkan kepada konsumen.
“Konsumen bisa memilih varian rasa tergantung selera masing-masing. Ada durian, vanila, kacang keju, pandan, strawberry, cokelat dan lain-lain,” jelas Surahmat.
“Sementara untuk kekuatan daya simpan, produk kami hanya 5 hari batas expired nya,” tegas Surahmat.
Sementara itu, manajer pemasaran Moci An Nur, Asep Suhadilah mengatakan, kendala yang dihadapi dalam mengembangkan produknya adalah terkait situasi resesi ekonomi.
“Kendala yang kami hadapi adalah berkurangnya daya beli masyarakat dan banyaknya kompetitor produk yang sama,” kata Asep.
Asep berharap, kedepan sentra produksinya bisa menjadi wisata edukasi bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kedepan Insya Allah sentra produksi kami akan dijadikan wisata edukasi, agar masyarakat bisa lebih memahami terkait produksi Moci. Selain itu kami juga mengajak berbagai pihak untuk melakukan kerjasama, baik dalam distribusi maupun suply bahan baku,” pungkas Asep.***
Foto : wartain.com/Aab
Editor : Aab Abdul Malik
Reporter : Dul