Wartain.Com || Era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Salah satu faktor yang menyebabkan warisan budaya dilupakan dimasa sekarang adalah; kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri.
Menurut Maliowski, Budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya. Teori Malinowski ini sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita yang condong ke Barat.
Dalam era globalisasi informasi menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam mempengaruhi pola pikir manusia.
Untuk mengatasi hal ini, perlu kesadaran akan pentingnya warisan budaya sebagai jati diri bangsa. Kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat untuk mempertahankannya, dimana peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi budaya dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya itu sendiri walaupun diterpa arus globalisasi.
Upaya dalam Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia selalu dilakukan oleh Padepokan SABODO dengan terus melestarikan warisan budaya Karuhun.
Kali ini Minggu (23/06/2024) bertempat di lapangan Sindangwangi Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya, Padepokan SABODO dipercaya untuk tampil dalam pertunjukan Seni Karuhun dalam acara Pameran dan Kontes Bonsai Kobayasi yang diikuti berbagai kota di Indonesia.
Hal ini merupakan bentuk apresiasi masyarakat untuk menjaga dan terus melestarikan Seni Budaya.
Dan tentunya yang tidak kalah penting adalah menjaga dan melestarikan keseimbangan lingkungan hidup.**”
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Aru/Biro Tasikmalaya)