Wartain.com, Sukabumi || Pasar digital menjadi trend baru untuk memasarkan sebuah produk. Gencarnya teknologi informasi semakin nyata ada dihadapan kita, hampir setiap orang memiliki alat komunikasi serta akun medsos sendiri.
Memanfaatkan kondisi ini, menjadi hal yang wajib bagi setiap pelaku usaha, terlebih bagi pelaku UMKM, karena persaingan usaha zaman sekarang, terlebih lagi dengan maraknya pasar digital, bisa jadi usaha kita bisa tergerus dan tertinggal oleh yang lain.
Hal inilah yang dilakukan oleh salah seorang pengusaha muda, Siti Amalia Safitri, begitu lengkapnya. Pelaku usaha UMKM yang bergerak dalam bidang fashion, berhasil memanfaatkan media digital sebagai pasar yang sangat strategis. Dengan alamat usaha, Kp. Sukaharja, Desa Sukaharja, Kec. Warungkiara, Kab. Sukabumi.
Mulai membangun usahanya pada tahun 2021, dengan branding usaha “SAS Collect”, pengusaha muda ini merintis usaha dengan modal awal hanya 500.000 rupiah. Dengan tekad yang kuat serta kreatifitas tinggi, beliau berhasil memanfaatkan akun medsosnya yaitu tiktok Shopee dan Instagram, dalam memasarkan produknya.
Keuletan serta kreatifitas ini membuahkan hasil, dibantu dua orang karyawannya, omzet penjualannya sudah mencapai 10-20 juta perbulan. Ini membuktikan, bahwa pasar digital menjadi bagian penting dalam hal proses pemasaran.
Ditemui koresponden, (Ahad 05/04/2023), beliau menuturkan, kegiatan usaha ini memang tidak gampang, kita harus berfikir keras, bagaimana caranya agar produk kita laku dipasaran.
“Bagi saya, medsos menjadi bagian penting untuk pemasaran produk, dibandingkan dengan manual, lebih enak menggunakan pasar digital, kita cuma duduk, sambil buka medsos, tawarkan produk, nyangkut deh”, ungkap pengusaha berusia 25 tahun ini.
Siti Amalia menambahkan , dirinya hanya fokus untuk menjual produk pakaian jadi, itupun pakaian wanita dengan sasaran usia 15-50 tahun.
“Sengaja saya jual barangnya dibatasi, supaya konsumen langganannya tidak membeli kemana-mana, karena kami sudah sediakan model serta jenisnya, sesuai dengan seleranya masing-masing”, tambahnya.
Ditanya kendala terkait kemajuan usahanya, Siti Amalia juga menuturkan, ada beberapa hal yang yang menghambat dalam proses kemajuan usahanya, diantaranya adalah, sulitnya untuk mendaptakan barang dengan model yang baru, mahalnya biaya iklan, dan sulit mencari endors.
“Harapan saya untuk mengatasi kesulitan ini, pemerintah mau peduli dan selalu berpihak terhadap pelaku UMKM, baik akses pelatihan, peningkatan kapasitas pemasaran, branding maupun akses permodalan”, pungkas owner SAS Collect ini.
(Ruswandi)