Wartain.com || Ketua Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila ( SAPMA PP ) Kabupaten Garut, Heqi Irfani tidak terima ketika melihat salah satu kadernya di kriminalisasi oleh beberapa oknum.
Saddam sanjaya salah satu kader sekaligus Pengurus Cabang SAPMA PP Kab.Garut yang juga mengemban amanah sebagai kepala desa di salah satu desa yang ada di Kabupaten Garut yaitu Desa Pakenjeng Kec.Pamulihan.
Beberapa hari lalu Gedung DPRD Kabupaten Garut diramaikan dengan kedatangan warga Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan yang ingin ikut serta dalam audensi bersama Anggota DPRD Kab.Garut yang dilakukan oleh yang mengatasnamakan Paguyuban Masyarakat Peduli Desa Pakenjeng. Akan tetapi audensi tersebut batal di lakukan karena pihak yang menjadwalkan audensi tersebut terlambat hadir.
Sudah diputuskan dengan di tutup atau di batalkan nya audensi tersebut oleh anggota DPRD Kab.Garut secara tiba-tiba, mereka yang mengatasnamakan paguyuban masyarakat peduli pakenjeng itu datang dan meminta kepada anggota DPRD /, untuk diterima maksud dan tujuan kedatanganya sedangkan perwakilan dari Desa Pakenjeng termasuk Saddam sebagai Kepala Desa pun sudah meninggalkan gedung DPRD Kab.Garut.
Karena dirasa agenda audensi tersebut sudah diputuskan dengan di tutup atau dibatalkan. Akan tetapi karena mereka memaksa agar bisa di terima, akhirnya di terima oleh beberapa anggota DPRD Kab.Garut tanpa ada perwakilan dari perangkat Desa Pakenjeng atau Saddam sebagai kepala Desa Pakenjeng tersebut.
“Dan pada saat kami melihat di media sosial kami sangat mengapresiasi keputusan dari Anggota Dewan, yang mana pada saat itu secara terpaksa harus menerima kunjungan dari paguyuban tersebut, dengan menjelaskan dan menyatakan bahwasanya kegiatan audensi sudah di tutup atau di batalkan pada saat itu,” ungkapnya.
Dalam ruang pertemuan antara paguyuban peduli pakenjeng dan Anggota DPRD pada saat itu ada hal yang sangat di sayangkan, ketika ada beberapa orang yang mengatasnamakan paguyuban peduli pakenjeng tersebut itu adalah orang luar dari Desa Pakenjeng.
“Yang mana dia sangat memprovokasi situasi dan keadaan pada saat itu, sangat tidak elok dan tidak dapat kami terima ketika pada ruang pertemuan tersebut, dimana, salah satu oknum tersebut secara lantang dan arogan menyerang secara person dan menyampaikan berita Hoax di depan banyak orang dan media,” tambahnya.
Meskipun pada saat itu masyarakat Desa Pakenjeng tidak di undang atau di minta hadir dalam audensi tersebut, akan tetapi masyarakat Desa Pakenjeng itu sendiri datang ke gedung DPRD Kab.Garut ingin menyampaikan secara langsung ke anggota DPRD.
“Rasa keberatan terhadap pihak luar yang ingin mencoba mencampuri urusan desa mereka yang mana pada saat ini Desa Pakenjeng di pimpin oleh Kang Saddam sedang baik baik saja,” tegasnya.
Dan Keberadaan kelompok yang mengatasnamakan Paguyuban Peduli Desa Pakenjeng tersebut dianggap pula bukan sebagian besar berasal dari warga Desa Pakenjeng tersebut.
“Yang mana warga desa Pakenjeng pun menilai ada kesengajaan dari oknum luar ingin ikut campur dalam urusan internal desa Pakenjeng serta ingin merusak nama baik Kang Saddam,” tukasnya.
Adapun langkah langkah yang sudah di tempuh oleh paguyuban peduli Desa Pakenjeng pun yaitu dengan melaporkan apa yang menurut mereka menjadi permasalahan atau indikasi selama ini kepada aparat penegak hukum, seperti Polres dan Kejaksaan dan hasil dari laporan merekapun di tolak, maka dengan hasil dan keputusan seperti itupun sudah sangat jelas untuk dapat disimpulkan terutama oleh warga Desa Pakenjeng.
“Bahkan kami menantang jika memang terdapat permasalahan hukum, silahkan proses sesuai hukum yang berlaku, Sapma PP tegak lurus pada peraturan negara republik indonesia ini, dan tak akan melindungi kader yang bersalah, tetapi jika ternyata apa yang selama ini di tuduhkan merupakan fitnah, dan bertujuan merusak nama dari kader kami, maka kami secara tegas berada di barisan terdepan, dan akan melakukan upaya apapun untuk melindungi kader kami,” pungkasnya.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Salman/Biro Garut)
