Wartain.com, Yogyakarta || Dunia Seni Rupa Indonesia kembali berduka, RIP Pak Djoko Pekik (2 Januari 1937 – 12 Agustus 2023), adalah seorang seniman lukis Indonesia yang sangat fenomenal. Dimana karya seninya banyak diminati dan dinikmati oleh para pengagum seni rupa, baik didalam maupun luar negeri.
Mengenali beliau dari buah karya Karya lukisnya yang terkenal adalah Berburu Celeng (1998), yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia pada masa Orde Baru. Lukisan ini juga menjadi salah satu trilogi lukisan Celeng karyanya yang monumental. Yang lain ada lukisan Demit (2000) tak kalah fenomenal. Dalam lukisan itu, Djoko Pekik tampak menggambarkan figur penguasa yang sedang mengungkapkan ekspresi marahnya dengan gaya yang khasnya. Matanya melotot dan mulunya menganga sembari memegang pelantang suara. Figur itu duduk di sebuah kursi berwarna merah dengan aksen cokelat. Sementara di belakangnya berdiri orang-orang yang seolah mengikuti apa kata si figur tersebut.. Lukisan Go To Hell Crocodile Lukisan ini termasuk salah satu karya yang terjual cukup mahal di Indonesia. Karya yang menyuguhkan wujud buaya raksasa dengan visual menarik ini sarat akan makna mendalam. Nilai-nilai simbolik yang terkandung di dalamnya menunjukkan ekspresi luar biasa dari DJoko. Pada 2014, Lukisan ini ditawar hingga Rp6 miliar, Lukisan Pawang Pun Kesurupan menjadi satu dari sekian banyak karya Djoko Pekik yang sarat akan kritik sosial. Tak sedikit yang menyebut lukisan itu menggambarkan gonjang-ganjing pimpinan lembaga MK yang ditangkap KPK. Dalam lukisannya ini, Djoko tampak sedang menggambarkan kebobrokan lembaga hukum di Tanah Air. Dalam lukisannya, terdapat seorang hakim menelan seekor ayam hidup-hidup, wanita, dan beberapa makanan lain. Lukisan Pencari Kerikil (1986), Tukang Becak Momong (1987), Pengamen Istirahat (1988), Ke Pasar (1989), Kakek Veteran (1990), Tayuban (1991), Ringsek (1992),
Gaya pelukisan Djoko Pekik adalah realis-ekspresif dan dibumbui nilai-nilai kerakyatan. Semasa aktif di Sanggar Bumi Tarung, lukisan yang dihasilkan olehnya merupakan karya yang terinspirasi setelah melakukan Aksi Turun Ke Bawah (Turba) ke kawasan-kawasan miskin dan terhisap. Djoko Pekik merupakan seniman Bumi Tarung yang ditangkap polisi pada 8 November 1965 karena dianggap Ide kolektif kesenian itu kemudian diketahui berafilisasi dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).***
Sumber : Hengky Irawan
Editor : Aab Abdul Malik
(Tim)