26.7 C
Jakarta
Sabtu, Januari 4, 2025

Latest Posts

Ada Pungli di Pendakian Gunung Guntur Garut, Benarkah?

Wartain.com || Garut merupakan salah satu kabupaten yang kaya dengan destinasi tempat wisata, mulai dari wisata air panas, wisata air terjun (Curug), wisata pantai selatan dan juga wisata pendakian.

Sekitar medio 2014 sampai dengan 2019 Garut menjadi salah satu primadona dan pilihan utama khususnya wisata pendakian bagi para pendaki asal wilayah Jabodetabek. Tentunya hal tersebut karena Garut memiliki 3 Gunung yang terkenal dengan sebutan PAGUCI (Papandayan, Guntur, Cikuray).

Namun, ada kabar yang tidak enak didengar dalam wisata pendakian, terutama pendakian di wilayah gunung guntur Garut. Pendaki berinisial FM (22) asal kabupaten Garut menuturkan bahwa ada _”Pungutan Liar”_ yang terjadi di gunung guntur.

FM mengungkapkan dirinya berniat mendaki ke gunung guntur pada Selasa tanggal 31 Desember 2024 dengan teman-temannya sebanyak 4 orang dalam rangka menyambut tahun baru, sesampainya di pos 1 (pos jaga TWA Gunung Guntur) ada petugas yang berjaga dan memeriksa formulir pendakian , setiap pendaki wajib membeli tiket PNBP dengan nominal Rp. 22.500/orang, tapi yang menjadi aneh kami berempat tidak mendapatkan tiket fisik PNBP dengan alasan bahwa tiket diberikan sepulang kami dari pendakian.

“Tepat pada tanggal 1 Januari 2025 kami memutuskan untuk pulang dan kami diperiksa kembali di pos 1 (pos jaga TWA Gunung Guntur), saat kami coba konfirmasi terkait tiket PNBP yang sudah kami bayar dihari kemarin, pihak petugas yang berjaga hanya mempersilahkan kami pulang,” ungkapnya.

“Tentu hal tersebut membuat kami jadi bertanya- tanya, dengan pertimbangan bahwa jarak tempuh dari pos 1 ke basecamp pendakian itu kurang lebih sekitar 1 jam,” tambahnya.

“Kami khawatir jika dalam perjalanan pulang dari pos 1 menuju basecamp pendakian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (acident). Setahu saya bahwa setiap pembelian tiket wisata pendakian sudah include dengan asuransi jiwa. Saya mencoba bertanya dengan pihak basecamp dan pihak basecamp tidak tahu menahu soal tiket karena itu bukan ranah mereka, sebelumya juga kami sempat menanyakan hal yang sama ke volunteer di pos 3 dan mereka menyarankan agar kami meminta tiket pasca kepulangan dari pendakian. Kata volunteer bahwa tiket itu bisa dijadikan sebagai bukti ketika pendaki mengalami hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

FM mengungkapkan bila hal ini terus menerus dibiarkan akan menjadi preseden buruk terhadap dunia pendakian di kabupaten Garut dan mencoreng nama Garut itu sendiri. Dan tentu pendaki sebagai pengunjung yang akan merasa dirugikan. FM berharap bahwa praktik-praktik seperti ini harus segera ada tindak lanjut dari pihak yang berwenang.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Salman/Biro Garut)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.