Wartain.com || Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi meminta seluruh sekolah di wilayahnya untuk segera menginventarisasi aset masing-masing pasca bencana alam yang melanda daerah tersebut. Pendataan ini dinilai penting untuk mengetahui kondisi kelaikan aset sekolah setelah diterjang banjir dan longsor.
Instruksi tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang, melalui Kepala Seksi Sarana dan Prasarana (Kasi Sapras), Zetta Nusantara Putra.
“Setiap sekolah, terutama jenjang SMP, harus menginventarisasi aset, terutama peralatan dan mesin yang terdampak banjir, baik yang ada di sekolah maupun yang disimpan di rumah pihak yang bertanggung jawab,” kata Zetta, Selasa (11/3/2025).
Berdasarkan laporan sementara, cuaca ekstrem telah menyebabkan kerusakan di sejumlah sekolah. Di Kecamatan Palabuhanratu, beberapa perangkat elektronik sekolah, seperti laptop, terendam banjir, sementara CCTV dilaporkan tersambar petir.
Selain itu, SMPN 2 Warungkiara juga terdampak bencana. Air yang menggenangi sekolah menyebabkan lumpur masuk ke dalam kelas, teras, dan halaman sekolah. Pihak sekolah telah melakukan pembersihan untuk memulihkan kondisi lingkungan belajar.
Zetta menegaskan bahwa bencana, baik ringan maupun berat, berpotensi merusak sarana dan prasarana sekolah. Oleh karena itu, pihaknya bertanggung jawab untuk memastikan perbaikan segera dilakukan.
“Saya memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan perbaikan dilakukan dengan cepat setelah sekolah terdampak bencana,” ujarnya.
Agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terganggu, Disdik Kabupaten Sukabumi langsung menginstruksikan seluruh sekolah, khususnya tingkat SMP, untuk segera mendata aset yang terdampak.
“SMPN 2 Warungkiara sudah mulai melakukan perbaikan, tetapi yang paling mendesak adalah pembangunan saluran air untuk mencegah banjir kembali terjadi. Kami sudah mengusulkan agar saluran air ini dibangun tahun 2025, karena sekolah ini harus menjadi prioritas,” jelas Zetta.
Ia juga meminta kepala sekolah untuk segera menyusun daftar inventaris sesuai dengan data yang tercatat di Kartu Inventarisasi Barang (KIB).
Sebagai langkah pencegahan, Zetta mengimbau sekolah untuk tidak menyalakan peralatan elektronik yang terdampak bencana guna menghindari kerusakan lebih parah.
“Aset-aset tersebut harus disimpan di tempat yang aman. Jika diperlukan, buat berita acara serah terima dari pemegang lama ke pemegang baru, lalu serahkan kepada pengurus barang,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa pendataan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam menyalurkan bantuan yang dibutuhkan untuk pemulihan sekolah terdampak bencana.
“Inventarisasi ini penting agar saat bantuan diperlukan, datanya sudah siap,” pungkasnya.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik