Foto : Bengkulu Ekpress TV
Wartain.com, Surabaya || Beberapa lembaga survei, sudah merilis hasil survei di provinsi Jawa Timur, terutama setelah Anis Menggandeng Bacawapresnya Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Hasil survei elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) untuk persiapan pemilihan presiden 2024, sangat menarik untuk diamati.
Banyak lembaga survei mengeluarkan data persaingan Bacapres, melalui survei yang sudah mereka dapatkan.
Kabar terbaru yaitu hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dilansir dari laman kompas.com, Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan, bakal capres PDI-P Ganjar Pranowo unggul dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan di Jawa Timur (Jatim).
Ganjar menempati posisi capres dengan elektabilitas tertinggi di Jatim dengan angka 44 persen.
Kepada responden, SMRC bertanya, “bila pemilihan Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai presiden di antara nama berikut?”
“Maka pilihan yang pertama adalah pada Ganjar Pranowo 44 persen, kemudian Prabowo Subianto 23 persen, dan Anies Baswedan 14,2 persen.
Dan sisanya 18,8 persen menyatakan belum tahu akan memilih siapa,” ujar pendiri SMRC Saiful Mujani dalam jumpa pers virtual, seperti dikutip pada Jumat 29/09/2023.
Saiful menjelaskan, jika melihat hasil survei Capres di Jatim ini, suara Anies tidak banyak berbeda dengan suaranya di tingkat nasional.
Malahan, kata dia, suara Anies di Jatim cenderung lebih rendah dari tingkat nasional.
“Jadi di survei nasional kita temukan, bahwa sebelumnya di survei nasional kita temukan angka di kisaran 16-17 persen. Sekarang 14 persen. Jadi tidak berbeda secara signifikan,” tuturnya.
Maka dari itu, Saiful menilai deklarasi yang Anies lakukan di Jatim beberapa waktu lalu tidak membuat elektabilitasnya menguat. Padahal Anies menggandeng Cak Imin untuk Bacawapresnya.
“Jadi sementara ini Jawa Timur 44 persen Ganjar di Jatim ini, dan Prabowo 23 persen. Jadi kalau di angka ini Ganjar unggul cukup signifikan terhadap kedua calon ini, terutama kepada Anies Baswedan, selisihnya 30 persen,” imbuh Saiful.
Adapun survei ini dilakukan pada 2-11 September 2023 dengan wawancara secara tatap muka.
Ada 150 sampel yang diambil dalam survei SMRC ini. Margin of error dari survei ini berada di angkat +- 8,2 persen.
Sementara itu, Survei Litbang Kompas mengungkap besarnya masyarakat bakal menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024, karena meyakini pemerintah dan aparat keamanan mampu menjamin stabilitas keamanan dan politik.
Survei dilaksanakan pada 27 Juli-7 Agustus 2023 ini melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi di Tanah Air.
“Hampir semua responden (92,4 persen) menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu 14 Februari 2024 nanti,” demikian menurut Litbang Kompas seperti dikutip pada Minggu 24/09/2023.
Bahkan menurut Litbang Kompas, sebanyak 88,4 persen responden menyatakan akan mengikuti pemilu legislatif dan pemilu presiden. Antusiasme ini naik dari survei Januari 2023 dan Mei 2023.
Tingginya antusiasme publik ini diikuti dengan kecenderungan perilaku yang sudah memiliki pilihan partai politik dan calon presiden.
Dari hasil survei juga memperlihatkan 88,4 persen responden pemilih sudah menentukan pilihan untuk parpol, dan 72,1 persen sudah mempunyai pilihan capres.
Mantapnya pilihan partai ini merata diungkapkan responden dari berbagai usia dan tingkat pendidikan dengan angka di atas 84 persen.
Partisipasi rakyat dengan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu di TPS turut menguatkan kualitas penyelenggaraan pemilu.
Angka partisipasi publik tidak saja mencerminkan kesadaran masyarakat dalam mengikuti pesta demokrasi, tetapi juga menggambarkan bentuk kepercayaan kepada pemerintahan atau sistem politik.
Kesadaran politik yang tinggi dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah akan diikuti dengan partisipasi yang cenderung aktif.
Antusiasme publik mengikuti pemilu sebagaimana yang terbaca dari hasil survei dapat dimaknai sebagai gambaran masih terjaganya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah.
Sebanyak 8 dari 10 responden menyatakan percaya pemerintah dapat menjamin Pemilu 2024 berjalan aman.
Keyakinan publik juga terbaca pada situasi pasca pemilihan. Sebanyak 3/4 responden yakin kondisi perekonomian dan situasi politik Indonesia akan membaik.
Terdapat 4 indikator yang turut membentuk munculnya harapan publik terhadap terciptanya suasana pemilu damai tersebut.
Ke-4 indikator itu ialah kemampuan pemerintah menjaga stabilitas keamanan, citra dan netralitas lembaga Polri, kepercayaan publik pada penyelenggara pemilu, serta partisipasi politik masyarakat untuk mengikuti pemilu.
Melihat latar belakang status sosial ekonomi responden, penilaian positif ini relatif merata diungkapkan responden kelas ekonomi bawah (79,6 persen), kelas menengah (78,5 persen), dan kelas atas (74,1 persen).
Tingkat apresiasi juga merata diungkapkan responden perempuan dan laki-laki serta responden dari berbagai kategori usia, mulai dari baby boomers (50-65 tahun) hingga generasi Z yang berumur 17-25 tahun.***
*Dikutif dari berbagai sumber
Editor : Aab Abdul Malik
(Tim)