Wartain.com, Tangerang || Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebut menjadi ekosistem baik untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dorongan untuk UMKM naik kelas juga terus digalakkan agar para pelaku usaha bisa terus berkontribusi bagi perekonomian negara.
Namun, ada sejumlah tantangan yang dialami para UMKM untuk naik kelas. Tantangan ini baik dari sisi sistem kinerja UMKM itu sendiri dan faktor di luar hal tersebut. Hal ini dibeberkan oleh bos-bos startup yang perusahaannya membantu UMKM dalam meningkatkan pemasaran dan penjualannya.
CEO Tjufoo, Tj Tham mengatakan untuk meningkatkan pemasaran jangan terlalu terburu-buru mengeluarkan uang yang lebih. Karena yang paling penting mempersiapkan produk bukan hanya dari sisi berdagangnya saja tetapi dari bagaimana produk berkualitas, selain itu dari sisi pemasaran juga siap dan menarik.
“Jadi bagaimana produk yang kualitas yang tidak perlu spending banyak. Focus on your product yang nggak kalah bagus, jangan spending money (terlalu banyak),” ujar dia dalam diskusi panel Indonesia SME Summit & Expo 2023 (ISSE 2023) di ICE BSD, Tangerang, dikutip dari detikfinance, Selasa 29/08/2023.
Kemudian yang tak kalah penting mencari market yang sesuai dengan produk yang dijual. “Focus on your product, focus on your branding, pastikan yang jangan penting spend money segitu. Good for the market,” jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Co Founder of Praktis Adrian Gilrandy mengungkap mengapa kadang kali pelaku usaha dalam negeri lebih memilih produksi di luar negeri. Menurutnya, bukan artinya Indonesia tidak punya mesin yang bagus, tetapi karena sulit sekali untuk mempertemukan antara pelaku usaha dengan produsen.
“Permasalahan kita lihat getting accses, good manufacture, good brand, we have good infratructure. Sebenanya kalian itu bisa create produce site, owner site bisa colaborate each other,” jelas dia.
Ia mencontohkan sebenarnya produk fesyen dalam negeri itu sangat terkenal di luar negeri. Jika dikatakan Indonesia tidak punya mesin yang bagus, tetapi menurutnya banyak brand terkenal dibuat di Indonesia.
“Faktanya industri fesyen beauty Indonesia selalu menjadi top 3 brand eksporter di Europe dan US untuk produk fesyen. Kalau di Indonesia nggak ada mesinnya, kalau main ke store converse yang limited edition 80-90% itu made in Indonesia. Kalau di toko toko di Indonesia not made in Indonesia, karena sanking very good quality-nya market kita sampai nggak sanggup,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Tjufoo adalah startup brand aggregator membentuk kemitraan strategis dengan beberapa brand pilihan, dengan tujuan membangun hubungan yang kuat dan kolaboratif. Sementara, Praktis adalah startup penyedia solusi rantai pasokan berbasis data untuk brand DTC (direct to consumer).
Sumber: DetikFinance
Foto: Aulia Damayanti
Editor: Raka A.Firmansyah