Wartain.com || Dalam upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap museum, Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media.
Ia juga menyarankan agar gerakan nasional cinta museum yang pernah digalakkan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dihidupkan kembali.
“Museum adalah rumah tertinggi kebudayaan dan peradaban. Penting bagi masyarakat, baik di lingkungan pendidikan formal maupun non formal, untuk mengunjungi museum agar lebih memahami akar budaya dan sejarahnya,” kata Putu saat ditemui di Pondok Pesantren Al Fath Sukabumi, Rabu (29/1/2025).
Putu mencontohkan Museum Prabu Siliwangi yang ada di Pondok Pesantren Al Fath Sukabumi sebagai model yang mengangkat kearifan lokal. Menurutnya, keberadaan museum seperti ini sangat penting dalam menjaga sejarah lokal yang mungkin tidak tertampung dalam museum nasional.
Selain itu, ia mengusulkan agar pemerintah memfasilitasi kunjungan ke museum bagi pelajar, termasuk dengan menyediakan transportasi dan program edukatif yang menarik. “Misalnya, ada program makan sehat bersama di museum saat hari libur, sehingga museum bisa menjadi ruang belajar yang lebih menarik bagi anak-anak,” tambahnya.
Putu juga menyebut revitalisasi dan repatriasi atau pemulangan artefak sejarah Indonesia bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat kunjungan wisata ke museum.
Menurutnya, Indonesia seharusnya memiliki museum besar seperti Grand Egyptian Museum di Mesir, yang bisa menjadi rumah bagi artefak-artefak bernilai tinggi.
“Banyak peninggalan sejarah kita yang tersebar di Inggris, Amerika, dan Belanda. Jika kita tidak segera mengambil langkah, negara-negara tersebut akan terus mendapatkan manfaat ekonomi dari koleksi artefak kita,” jelasnya.
Putu menekankan bahwa dengan adanya payung hukum yang jelas, Indonesia dapat menjalankan gerakan wajib cinta museum dan memperkuat diplomasi budaya di tingkat internasional.
Sebagai penutup, Putu menegaskan bahwa revitalisasi museum tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, serta media agar museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga pusat edukasi dan inspirasi bagi generasi mendatang.
Dengan berbagai upaya ini, Putu berharap Indonesia dapat menjadi negeri beribu museum yang mampu melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa secara berkelanjutan.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik