Wartain.com || Peristiwa kecelakaan lalu lintas di Gerbang Tol Ciawi, yang menewaskan 8 orang dan 11 lainnya luka-luka, pada Selasa malam 04/02/2025, mendapat beragam tanggapan dan reaksi dari berbagai pihak.
Salahsatunya datang dari Ketua DPC FSB KIKES KSBSI Sukabumi, Nendar Supriyatna, S.H yang merupakan aktivis buruh di Sukabumi sekaligus ketua DPC FSB KIKES KSBSI Sukabumi angkat suara.
“Insiden kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi tentunya menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Saya sangat berbelasungkawa atas peristiwa itu,” ungkap Nendar.
“Dari insiden ke insiden di setiap kecelakaan khususnya yang berkaitan dengan kendaraan muatan milik perusahaan, kita harus obyektif agar jangan sampai hanya sebatas pada sosok driver truknya saja,” tambah Nendar.
Nendar menegaskan, perusahan yang memberi kerja juga harus selektif dalam menentukan supir. Selain itu, perusahaan juga wajib untuk memenuhi hak-hak karyawannya.
“Periksa jam kerja para driver truk air itu bagaimana. Jangan-jangan mereka bekerja 24 jam dengan jam istirahat yang tidak menentu,” tegas Nendar.
“Selanjutnya bagaimana juga sistem upahnya maupun perlindungan jaminan sosialnya. Saya berbicara begini karena memang saya pernah bekerja menjadi driver perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) selama kurang lebih 3 tahun. Sehingga tau betul para driver ini diperlakukan tidak manusiawi,” lanjut Nendar.
Lantas, Nendar menuturkan, perusahaan dalam hal ini Brand kemasannya jangan cuci tangan, seolah-olah kendaraan yang digunakan nya hanya sewaan saja.
“Sementara Brand lah yang sangat di untungkan dalam segala aspek. Termasuk pada saat ada insiden kecelakaan dijalan, tentu Brand bisa berkilah karena unit mobil bukan miliknya, driver juga bukan karyawannya,” tutur Nendar.
Nendar berharap, masalah tersebut bisa ditangani secara komprehensif oleh semua pihak, agar kedepan tidak ada lagi insiden yang serupa yang akan dialami para sopir.
“Saya berharap segera periksa sampai tuntas Berapa Tonase nya , berapa jam kerjanya dan berapa upah yang diterima drivernya. Karena itulah salah satu faktor yang kadang lepas dari sorotan semua pihak. Agar kedepannya, Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3), bukan hanya sebuah slogan semata, tapi benar-benar harus dilaksanakan,” pungkas Nendar.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Igun)