Wartain.com || Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, dimanfaatkan banyak masyarakat untuk saling berbagi. Dari momen tersebut, sebagian masyarakat Jawan dan Sunda, masih ada yang melaksanakan tradisi “nganteran”, yaitu berbagi makanan dengan sanak saudara dan tetangga.
Tradisi nganteran adalah tradisi yang umum dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa dan Sunda. Secara harfiah, “nganteran” berasal dari kata “nganter” yang berarti mengantar.
Dimana tradisi ini melibatkan pengantaran makanan khas lebaran oleh seseorang, biasanya tamu sanak keluarga, dari rumah atau tempat tinggal menuju ke suatu tujuan, seperti ke stasiun, terminal, atau bandara.
Dalam konteks budaya, nganteran sering kali diiringi dengan acara atau upacara tertentu, seperti pemberian doa restu, bahkan kadang juga melibatkan pemberian bingkisan kecil. Tradisi ini menggambarkan rasa hormat dan perhatian terhadap orang yang akan bepergian, serta menjadi momen untuk menjalin kedekatan antar individu.
Selain itu, nganteran juga bisa menjadi simbol dari hubungan sosial yang erat antara keluarga atau teman, karena ini adalah bentuk perhatian dan kepedulian terhadap keberangkatan seseorang.
Tidak terkecuali keluarga Ibu Yuhanah yang setiap tahun selalu melakukan tradisi tersebut, ke tetangga dan saudaranya.
“Ini masih ada di wilayah kampung Kami yang setiap tahun ada tradisi nganteran, namun saat sekarang tradisi ini tidak hanya menggunakan rantang tapi ada yang menggunakan steropom atau besek,” ucap Yuhanah kepada jurnalis wartain.com Minggu 30/03/2025.
“Hal ini Kami lakukan untuk saling berbagi makanan dan tukar menukar makanan, agar nikmat lebaran lebih terasa lagi,” pungkasnya.***
Foto : Intan
Editor : Aab Abdul Malik
(Intan)