26.7 C
Jakarta
Jumat, April 18, 2025

Latest Posts

Tuntut Usut Kekerasan Saat Demo UU TNI, Massa Lempar Koin ke Markas Polisi di Sukabumi

Wartain.com || Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Sukabumi menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (26/3/2025). Mereka menuntut pengusutan kasus dugaan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap peserta aksi pada demonstrasi menolak revisi UU TNI beberapa hari sebelumnya.

Pantauan detikJabar di lokasi, aksi demonstrasi ini dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. Para massa membawa atribut demo bertuliskan ‘Kemanusiaan Mati di Polres Sukabumi Kota, Anarkisme Hidup di Polres Sukabumi Kota, Hak Asasi Hilang di Tangan Polisi.’

Selain itu, mereka juga membawa beberapa atribut karton bertuliskan ‘Masyarakat Kota Sukabumi sudah menyaksikan Polres Sukabumi Kota Hilang Kemanusiaan,’ Kejadian 24 Maret Menyisakan Luka yang Mendalam’ dan lain sebagainya.

Aksi ini juga dihiasi dengan teatrikal saat pengamanan yang dilakukan oleh polisi. Tak ada orasi dalam aksi demonstrasi tersebut.

Ketua PMII Kota Sukabumi, Bahrul Ulum menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap tindakan represif yang terjadi pada 24 Maret lalu. Pada aksi tersebut, satu mahasiswa kritis, dua hilang, 10 orang diamankan, lima orang dilarikan ke rumah sakit dan satu polisi luka.

“Ada salah satu kader kami yang menjadi korban kekerasan aparat. Kami sudah melaporkan kejadian ini, tetapi hingga hari ini belum ada tindak lanjut dari kepolisian,” ujar Bahrul kepada awak media.

Sebagai bentuk kekecewaan, para demonstran melakukan aksi simbolik dengan melempar koin ke arah kantor polisi. Bahrul menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk sindiran terhadap lambannya penanganan laporan masyarakat.

“Ketika masyarakat biasa melaporkan kasus, sering kali tidak diproses dengan serius. Ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap kinerja mereka,” ucapnya dengan nada sarkastik.

Dalam aksi tersebut, para peserta tampak mengenakan masker sebagai simbol kritik terhadap tindakan aparat. “Ini adalah pesan tersirat bahwa apa yang kami rasakan dari aparat itu ‘bau busuk’,” ujar Bahrul.

Tidak seperti aksi-aksi sebelumnya yang diwarnai orasi lantang, kali ini massa memilih untuk berdiam diri sebagai bentuk protes senyap.

Sementara itu, kondisi korban yang mengalami patah hidung akibat insiden pada 24 Maret lalu kini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Bahrul menyebut korban telah menjalani operasi dan kondisinya mulai membaik. “Alhamdulillah, kondisinya sudah 80 persen sadar,” katanya.

Dalam aksinya, PMII Kota Sukabumi menyampaikan tiga tuntutan utama yaitu tindak lanjut atas laporan yang telah dibuat oleh keluarga korban, pencopotan Kapolres Sukabumi Kota hingga pengadilan terhadap aparat kepolisian yang terbukti melakukan tindakan represif dan melanggar prosedur hukum.

PMII Kota Sukabumi berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. “Kami mengutuk keras tindakan represif aparat. Semoga hukum di negeri ini masih ada dan berpihak kepada korban,” tegas Bahrul.

Di akhir aksinya, Bahrul juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan media yang terus mengawal isu ini. “Peran media sangat penting untuk melangitkan doa serta harapan ini. Ancaman dan intimidasi tidak akan menyurutkan perjuangan kami,” tutupnya.

Sementara itu, hingga pukul 18.30 WIB, detikJabar sudah berupaya untuk mengkonfirmasi terkait aksi mahasiswa. Namun dari pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi.***(RAF)

Editor : Aab Abdul Malik

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.