Wartain.com || BPJS Ketenagakerjaan menjadi lembaga jaminan sosial Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif di sepanjang 2023. Kinerja tersebut menjadi pijakan kuat bagi perlindungan tenaga kerja di Indonesia.
BPJS Ketenagakerjaan telah merilis Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program (LK-LPP) Auditan Tahun 2023 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan, dengan kembali sukses mengantongi opini WTM (Wajar Tanpa Modifikasian).
Laporan keuangan tersebut juga dinyatakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013.
Dalam Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program (LK-LPP) tersebut, selama tahun 2023 BPJS Ketenagakerjaan berhasil mencatatkan pertumbuhan kepesertaan yang baik, di mana sektor Pekerja Non ASN, pekerja rentan serta pekerja di ekosistem desa menjadi sektor penyumbang kepesertaan terbesar.
Secara akumulasi jumlahnya mencapai 14,5 juta peserta atau tumbuh 44,96% dibandingkan tahun 2022.
BPJS Ketenagakerjaan bergerak cepat memastikan hak dan perawatan pekerja yang menjadi korban musibah Margo City Mall Depok.
BPJS Ketenagakerjaan bergerak cepat memastikan hak dan perawatan pekerja yang menjadi korban musibah Margo City Mall Depok.
Capaian peserta aktif tahun 2023 adalah tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya. Sehingga secara keseluruhan jumlah peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan di penghujung 2023 menembus angka 41,56 juta.
Pertumbuhan tersebut merupakan buah sinergi yang kuat dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai Inpres nomor 2 tahun 2021.
Dari segi pembayaran manfaat, sepanjang tahun 2023 BPJS Ketenagakerjaan membayarkan 4,58 juta klaim senilai Rp53,51 triliun, di dalamnya termasuk manfaat beasiswa senilai Rp346 miliar untuk 91.050 kasus.
Jumlah klaim tersebut mengalami peningkatan yang didasari pada kenaikan yang signifikan dibanding tahun lalu pada pembayaran manfaat JKP yang memasuki implementasi tahun kedua, pembayaran manfaat pensiun dan beasiswa yang terus bergulir.
Manfaat beasiswa merupakan salah satu bentuk jaminan dari negara melalui BPJS Ketenagakerjaan agar para generasi muda tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak pasca ditinggal orang tuanya. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk SDM unggul sebagai pekerja yang Kerja Keras Bebas Cemas menuju Indonesia Emas 2045
Kemudian, jumlah pengguna Jamsostek Mobile (JMO) telah mencapai 21,5 juta pengguna dengan klaim JHT melalui JMO mencapai 72% terhadap keseluruhan klaim JHT.
Dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan yang turut mengalami kenaikan sebesar 13,48%. Tercatat hingga 31 Desember 2023 angkanya mencapai Rp712,3 triliun.
Pada 2023, kontribusi terbesar dalam pengelolaan dana investasi BPJS Ketenagakerjaan yakni Jaminan Hari Tua (JHT) dengan 63,49% atau sebesar Rp452,19 triliun, urutan kedua disusul Jaminan Pensiun (JP) dengan kontribusi 22,29% atau sebesar Rp158,78 triliun, urutan ketiga diisi oleh Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dengan menyumbang 8,38% atau sebesar Rp59,71 triliun.
Berlanjut pada urutan keempat ditempati oleh Jaminan Kematian (JKM) dengan kontribusi 2,32% atau sebesar Rp16,51 triliun, urutan kelima diisi oleh BPJS yang berkontribusi 1,87% atau sebesar Rp13,33 triliun, dan terakhir urutan kelima ditempati oleh Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan kontribusi 1,65% atau sebesar Rp11,77 triliun.
Hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan pun mencatatkan kinerja diatas bunga deposito yang dimana rata-rata bunga deposito bank pada tahun 2023 sekitar 2% hingga 5%.
Kinerja pengelolaan dana investasi BPJS Ketenagakerjaan mampu tumbuh di atas rata-rata deposito bank di tengah melambatnya laju ekonomi Indonesia pada tahun 2023.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05% pada 2023. Angka tersebut lebih rendah dibanding capaian 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31%. Hal ini sejalan dengan perkiraan akibat perlambatan ekonomi global dan aktivitas domestik yang terdampak inflasi tinggi.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara nominal jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 6,66% (yoy) secara keseluruhan 2023 dan hanya 3,67% pada kuartal IV- 2023. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil dan nominal di 2023 dan mengindikasikan terjadinya fenomena deflasi/disinflasi dalam perekonomian Indonesia. Deflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Deflasi atau disinflasi global telah berlangsung sejak kuartal II-2023. Situasi ini terutama disebabkan oleh dua faktor eksternal, yakni:
1) Penurunan harga komoditas.
Harga berbagai komoditas global mengalami penurunan tajam. Misalnya harga litium yang anjlok meski China melakukan investasi dan produksi baterai dalam jumlah besar. Hal ini menunjukkan tingkat kelebihan pasokan yang sangat besar. Indonesia memang bukan produsen litium, tetapi gambaran suram ini berlaku juga untuk komoditas ekspor Indonesia seperti batu bara dan nikel ke China.
2) Kelebihan kapasitas industri China
Sebagai mitra dagang terbesar Indonesia, China saat ini tengah dilanda kelebihan kapasitas produksi di sektor industri, dan situasi ini telah memicu deflasi harga barang-barang industri dan tekanan berat pada mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Meskipun di tengah perlambatan ekonomi di dalam negeri, BPJS Ketenagakerjaan akan terus berupaya memaksimalkan dana kelolaan investasi.
Ke depannya, BPJS Ketenagakerjaan akan terus berkolaborasi dan tetap menjaga sinergi yang telah terbangun dengan baik untuk dapat ditingkatkan sehingga cakupan kepesertaan dapat kian tumbuh secara berkelanjutan (sustainable growth).
Hal ini terbukti dari indeks kepuasan pelanggan peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mencapai 85,91% menurut Survei Customer Satisfaction Index (CSI) yang dilakukan oleh pihak independen.
Dalam mengelola portofolio investasi, BPJamsostek menerapkan strategi Liability Driven Investing (LDI) dengan mengutamakan ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memastikan pemenuhan liabilitas baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain itu, pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis (Dynamic Asset Allocation), menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi terkini dan peluang di pasar.
Adapun indeks tata Kelola baik BPJS Ketenagakerjaan mencapai 96,67%. Tingkat kematangan risiko hanya tercatat 3,94 dan tingkat kematangan IT juga tercatat 3,94.
BPJS Ketenagakerjaan terbukti kredibel dan terpercaya dalam memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, mengelola dana pekerja serta memberikan layanan terbaik.***
Foto : BPJS Ketenagakerjaan
Editor : Aab Abdul Malik
(Redaksi)