26.7 C
Jakarta
Sabtu, Februari 15, 2025

Latest Posts

BPMS Kota Sukabumi Keluhkan Krisis Siswa di PPDB 2024

Wartain.com || Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BPMS) Kota Sukabumi menggelar pertemuan dengan DPRD Kota Sukabumi membahas krisis siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.

Pasalnya sekolah-sekolah swasta yang ada di wilayah Kota Sukabumi cenderung sepi peminat. Hal tersebut dilihat berdasarkan data beberapa tahun terakhir, bahkan salah satu sekolah hanya menerima delapan siswa baru.

Dikutip dari DetikJabar, Ketua BPMS Kota Sukabumi, Asep Deni menyebut, adanya indikasi pelanggaran peraturan penerimaan siswa baru di sekolah negeri menjadi pemicu PPDB di sekolah swasta baik tingkat SMP, SMA, maupun SMK saat ini memprihatinkan.

“Masalahnya akan menghadapi PPDB dan prinsip PPDB ini harus objektif, transparan dan akuntabel. Disinyalir pada tahun-tahun sebelumnya untuk sekolah-sekolah tertentu itu terjadi pelanggaran,” kata Asep di DPRD Kota Sukabumi, Kamis 30/5/2024.

“Misalkan jumlah rombel ada 36 siswa untuk satu kelas dan ada 10 kelas untuk 1 sekolah jadi siswa yang tertampung ada 360 siswa, tapi kenyataannya lebih, akibatnya sekolah swasta itu menjadi sedikit siswanya, bahkan di tahun-tahun sebelumnya ada yang sudah masuk sekolah swasta diperjalanan pindah ke sekolah negeri,” lanjutnya.

Asep mengatakan krisis siswa di sekolah swasta berpotensi pada menurunnya kesejahteraan guru dan sekolah. Khususnya guru, lanjut Asep, akan kekurangan jam mengajar dan dan tidak mendapatkan tunjangan dari sertifikasi guru.

“Artinya guru tidak memperoleh pendapatan dari sisi itu, guru juga tidak mempunyai kesempatan untuk mengabdi, padahal guru di swasta pengabdiannya besar,” kata dia.

Lebih lanjut, pemerintah juga dimintanya untuk memberikan afirmasi. Dia menjelaskan, dalam PPDB tingkat SMA sederajat, sekolah swasta masuk dalam pilihan ketiga. Hal itu dianggapnya tidak adil.

“Dalam PPDB harus menjaga bentuk keadilan, di PPDB SMA itu pilihannya 2 sekolah negeri dan 1 swasta. Kalau mau adil itu pilih dibebaskan, atau pilihan 1 sekolah negeri dan pilihan kedua swasta,” ucapnya.

Jumlah siswa yang diterima di sekolah negeri melebihi kuota juga disinyalir karena adanya fenomena ‘siswa titipan.’ Pihaknya mendorong agar DPRD Kota Sukabumi melakukan tindakan tegas akan hal itu.

“Kita senang Pak Gubernur bilang tidak boleh lagi ada titip menitip pejabat atau apa karena kalau ada itu diberhentikan dari jabatannya,tinggal pemerintah Kota Sukabumi berani nggak,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Asep juga mengungkapkan ada 15 sekolah swasta yang terancam. Fenomena sekolah swasta yang gulung tikar sudah terjadi sejak 10 tahun ke belakang.

“10 tahun terakhir ini terjadi (sekolah swasta gulung tikar), bukan lagi fenomena, tapi harus dipetakan. Iya ada, itu yang satu digit. Yang satu atau dua digit juga di bawah 50 ada. Yang 8 orang (siswa baru) paling sedikit. Kurang lebih ada 15 sekolah yang perlu ditolong,” kata Asep.***

Foto: Shutterstock (ilustrasi)

Editor: Raka A. Firmansyah

(Red)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.