Wartain.com || Cuaca ekstrim di Kabupaten Sukabumi menyebabkan bencana alam seperti longsor dan angin puting beliung terjadi di beberapa wilayah.
Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menyebut, hingga bulan November 2024, pihaknya telah menerima 12 laporan bencana alam.
“Dari belasan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi itu, telah didominasi oleh bencana angin puting beliung. Yakni, satu bencana tanah longsor dan 11 diantaranya bencana puting beliung,” kata Daeng pada Senin (4/11/2024).
Daeng mengatakan, satu bencana longsor terjadi di Kecamatan Cicurug. Sementara 11 bencana puting beliung terjadi di Kecamatan Nyalindung, Parungkuda, Ciambar, Parakansalak, Nagrak, Cibadak, Cicantayan, Caringin, Bojonggenteng, Jampangtengah, dan Purabaya,
Daeng menyebut, berdasarkan pantauan petugas dilapangan bencana alam tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun puluhan rumah warga yang dilaporkan mengalami kerusakan dengan kategori rusak sedang, ringan hingga rusak berat.
“Untuk jumlah total rumah rusaknya, ada 51 rumah, 37 rusak ringan, 13 rusak sedang dan 1 rumah rusak dengan kategori berat,” lanjut Daeng.
“Sementara, untuk jumlah warga terdampak akibat bencana itu, ada 50 KK dan dan 139 jiwa. Sedangkan, untuk jumlah warga yang mengungsi ada 3 KK dan 11 jiwa mengungsi,” bebernya.
Untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana alam, BPBD Kabupaten Sukabumi tak hentinya melakukan berbagai upaya untuk menurunkan resiko dampak dari bencana tersebut. Selain mengadakan sosialisasi, juga kerap melakukan simulasi, sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.
“Dengan sosialisasi dan simulasi ini tentunya akan menambah pemahaman masyarakat ketika terjadi bencana serta bisa menyelamatkan diri,” timpalnya.
Sebab itu, BPBD Kabupaten Sukabumi mengimbau kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya pada setiap waktu, terutama ketika turun hujan, dimana rentan terjadi bencana longsor dan bencana alam lainnya di Kabupaten Sukabumi.
“Jika terjadi bencana alam, masyarakat bisa secepatnya melaporkan kepada pemerintah setempat agar segera ditangani. Iya, kalau namanya bencana memang tidak bisa diprediksi dan tidak dapat diketahui, kapan terjadinya. Tapi, minimal kita bisa meminimalisir terjadinya risiko dari bencana alam itu sendiri,”
pungkasnya.***(RAF)