Wartain.com, Malang || Kebakaran yang terjadi di Gunung Bromo pada Kamis 07/09/2023 lalu, berdampak pada di tutupnya sektor pariwisata dikawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Penutupan TNBTS berimbas pada sektor wisata, tak terkecuali para penyedia jasa penyewaan kendaraan jip.
Para penyedia jasa jip wisata terpaksa mengandangkan mobilnya. Jasa-jasa penginapan pun tak laku dan banyak yang memilih tutup sementara.
“Selama ditutup, tamunya tidak ada sama sekali, jip dan penginapan sepi,” ucap salah satu penyedia jasa jip wisata, Adi Cakra, pada Rabu (13/9/2023), dikutip dari Tugu Jatim.
Pria yang juga pengurus Paguyuban Jip Bromo Brang Kulon, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu mengatakan setidaknya ada 360 sopir jip wisata yang terdaftar di paguyuban. Itu pun di luar paguyuban masih banyak pelaku jasa jip wisata lain.
Selama sepekan terakhir, mobil jip wisata itu harus ngandang karena tak ada wisatawan. “Semua jipnya ngandang, padahal hari normal sehari minimal narik sekali, kalau weekend bisa dua kali,” ungkapnya.
Padahal dalam sepekan, para sopir jip wisata ini seharusnya bisa dapat penghasilan minimal Rp4 juta ke atas. Itupun dengan taksiran memakai nominal rata-rata paket sewa termurah, yakni Rp600 ribu.
Karena tak adanya wisatawan, para sopir jip wisata ini pun kembali pada aktivitasnya sebagai petani. “Banyak juga yang ikut jadi relawan memadamkan api,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ari, penyedia jasa jip wisata dari Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, para sopir jip wisata di wilayah Tumpang dan Ngadas, Kabupaten Malang, mayoritas tidak mempunyai usaha sampingan di sektor pertanian seperti di wilayah Pasuruan. “Kalau suku tengger di dekat Bromo sana masih tertolong ada pertaniannya, kalau di sini sampai Tumpang sangat berefek kalau Bromo tutup,” ucapnya.
Di berharap kebakaran kawasan TNBTS bisa benar-benar bisa segera dikendalikan, sehingga sektor usaha pariwisata bisa kembali bergerak. “Semoga segera padam dan pintu masuknya dibuka lagi,” pungkasnya.***
Foto: Dok. BPBD Kab. Malang
Editor: Raka A. Firmansyah