Wartain.com || Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Milenial (PPJNM) kembali menghadirkan ruang dialektika kebangsaan melalui Garut Society Club Part 2 dengan tajuk “NYAWALAN PARA PENYAKSI,. MUNGGAH KA CAANG”. Kegiatan ini menjadi lanjutan dari seri diskusi kebangsaan yang bertujuan merawat nilai-nilai lokal sebagai sumber inspirasi dalam membangun tatanan sosial yang progresif, inklusif, dan berkeadaban.
Digelar di jantung Kota Garut (Jemma CAFFEE), forum ini menghadirkan beragam elemen pemuda, mahasiswa, pelajar, budayawan, serta tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal dan peran pemuda dalam transformasi sosial.
Ketua Umum PPJNM, Salman Rizkatillah menyampaikan bahwa di tengah gelombang globalisasi yang kerap mengikis nilai-nilai kearifan lokal, sudah saatnya generasi muda menggali kembali warisan budaya sebagai sumber solusi sosial.
“Kita tak sedang bernostalgia, tetapi sedang menyulut cahaya dari kearifan lokal untuk menjadi binar sosial — pancaran nilai-nilai yang mampu membebaskan masyarakat dari gelapnya disorientasi zaman,” ujar Salman Rizkatillah singkat.
Diskusi berlangsung hangat, dengan sorotan pada peran budaya gotong royong, musyawarah desa, dan nilai-nilai lokal dalam menjaga harmoni sosial.
Salah satu peserta menyampaikan bahwa pelibatan generasi milenial dalam pelestarian budaya tidak cukup lewat seremoni, tetapi harus diwujudkan dalam aksi sosial, ekonomi, dan edukasi yang berdampak.
Melalui Garut Society Club Part 2, PPJNM menegaskan bahwa jalan menuju bangsa yang maju dan berkarakter tidak harus selalu dibangun dari pusat kekuasaan, melainkan bisa dimulai dari akar rumput—dari kearifan lokal yang dihidupkan kembali menjadi cahaya sosial.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Sal/Biro Garut)