26.7 C
Jakarta
Rabu, Desember 4, 2024

Latest Posts

OTANIA, Dessicated Coconut dari Bumi Aghnia

Wartain.com, Kota Sukabumi || Kelapa merupakan buah yang kaya manfaat dan setiap komponen yang terdapat dalam buah kelapa bisa dimanfaatkan mulai dari serabutnya hingga daging buah kelapa serta dapat membuka peluang usaha, seperti usaha membuat Dessicated Coconut atau kelapa parut kering.

Kelapa parut kering disebut juga tepung kelapa digunakan sebagai bahan makanan untuk keperluan memasak, pembuatan kue dan bahan makanan lainnya yang membutuhkan bahan dasar kelapa parut kering seperti kue Ladu, Sagon dan masih banyak yang lainnya.

Sama halnya dengan UKM Bumi Aghnia, usaha yang dimiliki oleh empat orang yakni Widy Muchamad, Angga Endrayana, Murfi Alffawaz dan Wahyu Ramadhana berlokasi di Jalan Pasir Makmur 1 no 131, RT 03 RW 08, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang ,Kota Sukabumi ini berdiri sejak tahun 2019, dengan memiliki konsep pemberdayaan petani, pemberdayaan masyarakat setempat dan meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian (hilirisasi pertanian).

Sesuai dengan konsepnya, Bumi Aghnia memiliki produk sendiri yang merupakan olahan hasil dari pertanian, salah satunya yaitu kelapa parut kering merk Otania yang merupakan singkatan dari Olahan Pertanian Bumi Aghnia.

Dalam wawancara bersama Wartain.com, Rabu 24/1/2023, Widy selaku Direktur Utama Bumi Aghnia menjelaskan awal mula keberangkatannya dalam usaha Kelapa Parut Kering Otania.

“Awal berdiri Bumi Aghnia bergerak dibidang penyalur (supplier) sayuran untuk pabrik makanan dan gudang supermarket untuk produk sayuran segar. Dari tahun 2020, Bumi Aghnia bekerjasama dengan banyak perusahaan salah satunya produsen makanan korea terbesar di Indonesia dan masih berjalan sampai hari ini,” ucap Widy.

“Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, tahun 2023 Bumi Aghnia mengeluarkan produk hasil pertanian yaitu beras japonica dan Dessicated Coconut (kelapa parut kering) dengan merk Otania. Otania merupakan kepanjangan dari “Olahan hasil pertanian dari Bumi Aghnia”. Otania ini selain sebuah produk, juga menjadi citra Bumi Aghnia selaku UMKM yang berkomitmen dalam peningkatan ekonomi disektor pertanian,” jelasnya.

“Kenapa Kelapa Parut Kering, karena semua bagian buah kelapa itu bisa diolah, dimulai dari sabut kelapanya yang bisa dijadikan kerajinan, batok kelapa nya yang bisa di jadikan arang dan air kelapanya bisa menjadi nata decoco atau bisa juga menjadi minyak goreng,” tambahnya.

Dengan target penjualan yang saat ini tidak langsung berfokus pada pabrik, Bumi Aghnia ini bekerjasama dengan suplier yang memang sudah memiliki pasar untuk penjualan kelapa parut kering otania ini.

“Jadi ada suplier, mereka ngambil di kita. Tapi mereka juga masuk-masukin ke perusahaan besar, bahkan ada juga yang eksportir,” ucapnya.

Selain untuk bahan baku makanan, kelapa parut kering otania juga bisa untuk pakan ternak. Tapi tentunya berbeda dari cara pengolahannya.

Selain bahan makanan, kelapa parut kering otania yang diproduksi oleh UKM Bumi Aghnia juga dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan melalui proses pengolahan yang berbeda. Foto: Wartain.com/Raika P. Damara

“Karena negara seperti korea dan jepang mereka itu pasarnya lebih terbuka untuk pakan ternak. Kalau di indonesia sendiri untuk pakan ternak pasarnya agak kurang terlebih untuk masalah harga yang kurang masuk, jadi rencana kedepan untuk pakan ternak kita akan ekspor ke luar negeri tapi kita mainnya di marketplace, soalnya kalo kita langsung ekspor kita pasti terkendala di perizinannya” ungkapnya.

Berproduksi setiap hari, kelapa parut kering otania ini bisa mencapai satu setengah ton setiap hari atau hingga sembilan ton perminggunya.

Ia pun megungkapkan kendala dalam menjalankan usaha kelapa parut kering otania salah satunya yaitu dari bahan baku buah kelapanya.

Proses pendinginan setelah melewati proses oven yang memakan waktu dua jam, nantinya produk kelapa parut kering tersebut bisa digunakan sebagai bahan baku makanan. Foto: Wartain.com/Raika P. Damara

“Kita ngambil kelapa dari beberapa petani di sukabumi selatan daerah pajampangan, soalnya kelapa itu susah jadi harganya agak mahal jadi nya merembet ke pengurangan tenaga kerja, karena kelapa itu salah satu bahan baku yang memang banyak dicari. Apalagi sekarang lagi musim hujan kelapa jadi agak susah untuk di cari. Nah saat ini kita juga mulai nyoba menjajaki dari lampung, tinggal memperhitungkan biayanya aja karena pasti cost nya lebih mahal,” ucapnya.

Widy mengungkapkan rencana dan harapan kedepannya terkait usaha yang sedang ia geluti saat ini.

“Kita sedang menggali dan mencari informasi seberapa banyak sih produk makanan yang memang menggunakan bahan baku kelapa parut kering ini, dan kita juga sedang merencanakan akan bekerja sama dengan smk dari jurusan pertanian tapi berfokus ke pengolahan hasil pertaniannya sejauh mana mereka mempunyai terobosan-terobosan untuk makanan dari hasil olahan pertanian.”

“Kedepan nya kita pengen pemasaran produk kita bisa lebih lagi mencakup pasar nasional bahkan sampai ke internasional, salah satunya kita memanfaatkan sosial media dan marketplace. Untuk jangka panjangnya kita pengen punya perusahaan konglomerasi jadi kita punya perkebunan kelapanya kita  punya semuanya dan kedepannya kita juga akan buat semua yang hasil dari kelapa itu kita buat produk dengan memberdayakan masyarakat setempat,” harapnya.***

Foto: Wartain.com/Raika P. Damara

Pewarta: Ruswandi

Editor: Raka A. Firmansyah

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.