19.5 C
New York
Senin, September 9, 2024

Latest Posts

Respon Cepat Kemensos Terkait Anak Pengidap GBS Asal Sukabumi

Wartain.com, Sukabumi || Adanya kasus penyakit aneh, yang diidap oleh seorang anak bernama Muhammad Nur Febrian yang dipanggil Rian, mendapat perhatian khusus dari Kementerian Sosial RI.

Rian terdeteksi memiliki penyakit Guillain Barre Sindrom (GBS), atau yang dikenal dengan penyakit auto imun. Penderitaan Rian,  diketahui sejak akhir Juli atau awal Agustus lalu.

Anak yang memiliki penyakit yang tidak seperti biasanya ini, beralamat di Kp. Tanjakan Lengka RT 005 RW 004, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Lahir dari pasangan seorang ayah bernama Dian Haryana (32) dan seorang Ibu bernama Wiwin Wiana (41). Kedua orangtua Rian, sudah berusaha maksimal untuk menyembuhkan penyakit anaknya. Hampir setiap rumah sakit dikunjunginya, terakhir Rian dibawa ke RSUD Ciawi, pada hari Sabtu 09/09/2023.

Namun sangat disayangkan, nyawa Rian tidak tertolong. Berselang dua hari, pada hari Senin 11/09/2023, pukul 15.10, Rian dinyatakan meninggal dunia, setelah melewati masa-masa kritis di RSUD Ciawi.

Kabar penyakit yang diidap oleh Rian sampai juga ke Kementrian Sosial RI. Menteri Tri Rismaharini langsung merespon cepat, dan memberikan disposisi kepada Kepala Sentra Phalamartha, untuk melakukan pendampingan, baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Respon Cepat Kemensos Terkait Anak Pengidap GBS Asal Sukabumi, pasien dinyatakan meninggal dunia di RSUD Ciawi dan sudah dimakamkan  (foto : wartai.com/ikhlas/raika)

Kepala Sentra Phalamartha Cup Santo menyampaikan, setelah mendapatkan disposisi dari Kemensos, langsung menerjunkan tim dan mengunjungi RSUD Ciawi, untuk melakukan assessment secara komprehensif, terkait kasus menimpa Rian yang mengidap penyakit GBS.

“Kami respon cepat terkait informasi tentang seorang anak yang mengidap penyakit GBS. Kami komunikasi dengan pihak keluarga pasien dan berkoordinasi dengan pihak RSUD Ciawi, tim langsung bergerak dihari Sabtu juga,” ungkap Cup Santo kepada wartain.com, Selasa 12/09/2023.

Selanjutnya ia membeberkan, hal yang dilakukan oleh tim Sentra Phalamartha dalam mendampingi Rian dan keluarganya, terkait pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarga, baik selama di rumah sakit maupun pasca pasien meninggal dunia.

“Ada tiga hal pendampingan yang dilakukan oleh tim : Pertama pemenuhan kebutuhan nutrisi, perlengkapan kebersihan diri dan biaya operasional pasien serta keluarga. Kedua berkoordinasi dengan pihak rumah sakit, terkait penanganan pasien, baik pengobatan, perawatan maupun rujukan ke rumah sakit besar termasuk pembelian obat yang tidak di cover oleh BPJS. Ketiga, melakukan pendampingan sosial kepada keluarga Rian pasca meninggal dunia,” bebernya.

Diakhir wawancara, Cup Santo mengatakan, setalah proses pemulangan, pemulasaraan, dan pemakaman jenazah, ada hal yang perlu dipikirkan oleh Kemnsos, terutama bagi keberlangsungan ekonomi keluarga Rian.

“Setelah penjemputan jenazah yang mobilnya disediakan oleh tim kami, pemulasaraan dan pemakaman, kami juga memberikan santunan uang duka kepada keluarga. Insya Allah setelah situasi sudah tidak berkabung, kami juga akan menawarkan bantuan pemberdayaan untuk kemajuan dan peningkatan ekonomi keluarga Rian,” pungkasnya.

Editor : Aab Abdul Malik

Foto : wartain.com/Ikhlas/Raika

(SRM)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.