Wartain.com || Musibah menimpa enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Mereka dilaporkan hanyut saat beraktivitas di Sungai Genting Jolinggo pada Selasa 04/11/2025.
Hingga Rabu pagi, empat mahasiswa telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan dari BPBD Kendal, Basarnas Semarang, dan aparat setempat.
Menanggapi kejadian tersebut, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar, menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban dan seluruh sivitas akademika. Ia menegaskan bahwa universitas akan melakukan evaluasi total terhadap pelaksanaan KKN, khususnya terkait aspek keselamatan, pengawasan kegiatan, dan mitigasi risiko di lapangan.
“Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kegiatan pengabdian masyarakat tidak hanya soal semangat membangun, tetapi juga harus memperhatikan faktor keamanan dan kesiapsiagaan. Keselamatan mahasiswa merupakan prioritas utama,” tegasnya.
UIN Walisongo telah mengirimkan tim pendamping, termasuk dosen pembimbing KKN, untuk membantu proses pencarian dan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Selain itu, universitas membuka layanan konseling dan bimbingan spiritual bagi mahasiswa yang terdampak dan rekan-rekan satu tim KKN.
Pihak kampus juga tengah menyiapkan langkah-langkah penguatan sistem keamanan untuk kegiatan KKN mendatang, di antaranya penyusunan standar operasional prosedur (SOP) baru terkait aktivitas luar ruangan serta pelatihan mitigasi bencana bagi peserta KKN.
“Kami berharap seluruh pihak turut mendoakan agar dua mahasiswa yang masih dalam pencarian segera ditemukan. Semoga para korban diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Nizar.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh lembaga pendidikan agar kegiatan pengabdian mahasiswa di masyarakat selalu disertai dengan perencanaan matang, pengawasan ketat, dan kesiapsiagaan terhadap potensi bahaya di lapangan.***
Editor : Aab Abdul Malik
(Intan)
