Wartain.com, Sukabumi || Geliat Usaha Menengah Kecil dan Mikro, sudah mulai tumbuh dan berkembang pesat. Bukan hanya sekedar mencari penghasilan tambahan, akan tetapi sudah menjadi penghasilan yang utama.
Seperti halnya yang dilakukan oleh 4 (empat) anak muda asal KP. Leuwilayung RT 008 RW 002, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Aril Ramadhani (21), Misa Putri Tanjung (21), Yusuf (47) dan Dede Nuryanti (39). Mereka berhimpun membuat terobosan usaha kecil, dengan mengolah hasil pertanian berbahan dasar pisang kapas/kastroli dan madu murni.
Himpunan keempat orang ini menamakan UKM nya, ” Mahkuta Gulir Karya”, dengan nama Branding produknya “Kripik Pisang Madu.”
Berdiri pada sekitar pertengahan tahun 2023, mereka merintis usaha kecilnya dengan bermodalkan 2 juta rupiah, dengan kemampuan produksi sekitar 100 pics saja di bulan pertama, dengan omset sekitar 1,5 juta perbulan itu.
Aril Ramadhani, kepada wartain.com, menyampaikan, cemilan Kripik Pisang Madu ini, menggunakan bahan baku utama pisang kapas dan madu murni. Proses pembuatannya sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet, untuk menjaga citarasa dan kehigienisannya.
“Kami memproses Kripik Pisang Madu dijamin steril, murni tanpa bahan pengawet. Karena untuk menjaga kualitas gizi dan aman untuk dikonsumsi,” ungkap Ketua kelompok usaha ini.
Menggaet pangsa pasar dari berbagai segmen, terutama lebih banyak kalangan anak-anak muda yang gandrung terhadap kuliner. Kelompok usaha yang digagasnya, terus mengembangkan teknik pemasaran, agar produknya laku dipasaran.
Sistem konvensional maupun sistem digitalisasi terus dilakukan. Terlebih lagi diera modern seperti sekarang, perdagangan online menjadi pasar yang paling utama. Bahkan konsumen yang membeli Kripik Pisang Madu, lebih banyak order online daripada ofline
Seiring berjalannya waktu, jumlah produksi kripik pisang madunya sekarang sudah meningkat 4-5 kali lipat, dibandingkan dengan awal produksi. Sehingga omsetnya bisa mencapai 3-4 juta per bulan. Walaupun usahanya baru beberapa bulan saja berjalan.
Ditanya terkait kendala yang dihadapi, Aril menuturkan, sistem manajerial, packaging, pemasaran, bahan baku dan permodalan, adalah hal yang paling utama dalam pengembangan usaha.
“Karena usahanya berempat tentu satu sama lain harus saling mendukung. Terus masalah packaging juga kita terus berinovasi agar penampilannya menarik. Dalam hal pemasaran masih mencari toko-toko online yang mau bekerjasama. Bahan baku juga menjadi kendala, apabila dilokasi yang dekat lagi kosong harus mencari keluar dan terkahir terkait modal, kami berharap ada akses yang lebih mudah untuk menambah permodalan,” tambahnya.
Diakhir sesi wawancara ia berharap, produknya tersebut bisa dikenal lebih luas lagi, bukan hanya oleh orang Sukabumi, tapi juga diluar Sukabumi. Dan ia beserta kawan-kawannya selalu bermimpi, ada orangtua angkat dalam mengembangkan usahanya, baik individu, lembaga pemerintah maupun swasta.
“Besar harapan kami, ada orangtua angkat, yang mau menjembatani usaha ini, supaya bisa lebih berkembang dan maju,” pungkasnya.***
Foto : wartain.com/Intan
Editor : Aab Abdul Malik
Reporter : Intan Fitri Utami