Wartain.com || Setiap tanggal 13 Februari, para pendengar maupun stakeholder radio di Dunia merayakan World Radio Day (WRD) atau Hari Radio Sedunia.
Melansir laman UNESCO, Hari radio Sedunia diproklamasikan oleh negara-negara anggota UNESCO pertama kali pada 2011. Selanjutnya, pada 14 Januari 2013, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengesahkan peringatan ini sebagai hari internasional.
Hari Radio Sedunia merupakan usulan dari Spanyol yang kemudian direkomendasikan oleh Dewan Eksekutif UNESCO kepada General Conference ke-36. Pencanangan hari ini didasarkan pada studi kelayakan yang telah dilakukan UNESCO.
Diketahui, sejarah radio diawali oleh Guglielmo Marconi, beliau merupakan bapak penemu radio. Pada awal penemuannya di tahun 1890-an, Marconi mencoba mengirimkan pesan berupa kode Morse lewat gelombang radio. Radio pada masa itu masih disebut sebagai telegraf nirkabel karena radio mengirimkan pesan melalui gelombang radio, bukan melalui kabel seperti telegraf.
Sejak saat itu, radio terus berkembang. Awal tahun 1920-an tercatat sebagai titik balik sejarah radio. Di tahun tersebut, radio mulai menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Radio mulai dikomersialkan, dan ratusan stasiun radio di Eropa menyiarkan berita, drama, sampai musik.
Tidak hanya berperan sebagai sarana hiburan masyarakat, radio pada saat itu juga berperan penting dalam Perang Dunia I dan II sebagai alat komunikasi dan penyebaran informasi.
Sejak tahun 1920-an, radio terus berkembang di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia terutama ketika masa-masa setelah kemerdekaan RI dengan hadirnya Radio Republik Indonesia (RRI).
Kini, radio tradisional memang sudah ketinggalan zaman dan tidak digunakan. Tapi sebaliknya, radio zaman sekarang berkembang lewat cara yang berbeda. Radio kini menggunakan rradio berbasis satelit dan stasiun radio berbasis internet sehingga dapat diakses dimanapun.
Di Indonesia sendiri ada banyak saluran radio yang bisa kamu dengarkan baik skala lokal maupun nasional, baik itu saluran radio fm atau radio am. Setiap saluran radio punya gaya siaran dan target pendengar masing-masing mulai dari anak muda sampai orang tua.
Radio sampai saat ini menjadi salah satu media komunikasi paling luas jangkauannya dan mudah diakses serta memberikan informasi dan hiburan kepada seluruh masyarakat. Alat komunikasi ini menghasilkan siaran-siaran yang menyiarkan berita, sejumlah program, dan praktik jurnalisme yang independen.
Maka dari itu, lembaga penyiaran publik, asosiasi penyiaran, PBB, akademisi, LSM, hingga UNESCO mengusung penetapan Hari Radio Sedunia. Sebanyak 91% dari mereka percaya bahwa peringatan ini dapat berkontribusi terhadap promosi piagam PBB dan pembangunan manusia.
Dengan begitu, tanggal 13 Februari pun ditetapkan menjadi Hari Radio oleh PBB yang berlangsung di markas besar PBB pada tahun 1946. Diharapkan Hari Radio Sedunia dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan media tentang pentingnya radio.
Peringatan ini juga dijadikan sebagai pendorong para pengambil keputusan untuk membangun dan memberikan akses informasi melalui radio. Tujuan lainnya yaitu memberikan akses informasi melalui radio serta meningkatkan jaringan dan kerja sama internasional antar lembaga penyiaran.***
Foto: Wartain.com/Ruswandi
Editor: Raka A. Firmansyah
(Ruswandi)