Wartain.com || Universitas Nusa Putra angkat bicara terkait kasus dugaan pencabulan yang menimpa salah satu mahasiswinya saat menjalani magang di Pengadilan Negeri (PN) Sukabumi. Melalui Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), pihak universitas mengecam keras tindakan tersebut dan berkomitmen untuk mendampingi korban dalam proses hukum yang akan ditempuh.
Ketua Satgas PPKS Universitas Nusa Putra, Rida Ista Sitepu, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pendalaman terhadap laporan yang diterima. “Selasa lalu, kami mengundang korban untuk mendengar langsung keterangannya dan menganalisisnya dengan saksama,” ujar Rida kepada awak media, Kamis (27/2/2025).
Menurut Rida, korban menyampaikan bahwa pelaku sempat meminta maaf atas perbuatannya, namun korban merasa memiliki beban moral untuk mengungkap kejadian tersebut. Menindaklanjuti laporan ini, pihak universitas segera berkoordinasi dengan PN Sukabumi.
“Rabu kemarin, pimpinan PN Sukabumi langsung berkunjung ke kampus untuk bertemu dengan korban dan keluarganya. Kami memfasilitasi pertemuan tersebut yang berlangsung secara mendalam dan penuh empati. Ketua PN Sukabumi juga menunjukkan komitmen serius dalam menangani kasus ini,” tambahnya.
Pernyataan Sikap Universitas
Universitas Nusa Putra menegaskan bahwa pihaknya mengecam keras perbuatan pelaku yang berinisial ES (46). Namun, kecaman tersebut ditujukan kepada individu, bukan kepada institusi PN Sukabumi.
“Kami mendukung dan mendampingi korban dalam setiap langkah hukum yang akan diambil. Namun, keputusan untuk melaporkan atau tidak tetap kami serahkan sepenuhnya kepada korban dan keluarganya,” ujar Rida.
Ia juga memastikan bahwa pihak universitas akan terus mengawal perkembangan kasus ini melalui Satgas PPKS. “Sebagai institusi pendidikan, kami mengikuti hukum yang berlaku, di mana korban sendiri yang memiliki hak untuk melapor,” sambungnya.
Komitmen Pengawasan Magang dan Pendampingan Korban
Pasca terungkapnya kasus ini, Universitas Nusa Putra berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap mahasiswa yang menjalani magang, baik di PN Sukabumi maupun di instansi lainnya.
“Kami akan terus melakukan pemantauan ketat terhadap mahasiswa kami di tempat magang mereka, sekaligus meningkatkan edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan kekerasan seksual,” tegas Rida.
Terkait kondisi korban, pihak universitas memastikan bahwa mahasiswi tersebut dalam keadaan baik. Namun, mereka tetap menawarkan pendampingan psikologis jika diperlukan.
“Kami memiliki unit konseling dan psikolog yang siap memberikan pendampingan kepada korban. Jika dibutuhkan trauma healing, tentu akan difasilitasi,” katanya.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang diterima universitas, kejadian bermula saat korban mengalami pingsan di lingkungan PN Sukabumi. Beberapa petugas, termasuk teman korban, secara refleks membawanya ke ruang kesehatan atau ruang laktasi.
“Saat itu mayoritas yang berada di lokasi adalah laki-laki, sehingga mereka yang membantu mengangkat korban. Ada juga teman perempuan korban, tetapi ia sempat pergi mengambil air atau mengurus berkas,” jelas Rida.
Dugaan pencabulan terjadi saat korban hanya berdua dengan salah satu petugas laki-laki di ruangan tersebut. Saat itulah insiden tersebut diduga terjadi.
Tindakan PN Sukabumi
Sementara itu, PN Sukabumi melalui juru bicaranya, Christoffel Harianja, menyatakan bahwa terduga pelaku telah dinonaktifkan.
“Pihak pengadilan mengecam keras segala bentuk pelecehan dan saat ini telah membentuk tim penyelidikan internal untuk mendalami kasus tersebut,” ujar Christoffel.
Ia menambahkan bahwa hasil penyelidikan internal nantinya akan dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.
Kasus ini masih terus dalam proses penanganan, dan Universitas Nusa Putra bersama Satgas PPKS memastikan akan terus mengawal perkembangan lebih lanjut.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik
