Wartain.com, Sukabumi || Ayep Zaki Center (AZC) bekerjasama dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sukabumi Raya, menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Keuangan dan Tenaga Kerja”, bertempat di Cafe Nyoempoet, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Selasa 30/01/2024.
Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) Ayep Zaki, sekaligus sebagai Caleg DPR RI dari Partai NasDem no urut 1, Dapil 4 Kota/Kabupaten Sukabumi.
Hadir dalam kesempatan tersebut para pemilik media atau yang mewakili, yang tergabung dalam pengurus serta keanggotaan SMSI Sukabumi Raya, diantaranya Jurnal Sukabumi, Beritau Sukabumi, wartain.com, redaksi.co. lingkarpena.id, Sukabumi satu, Sukabumi zone, fokus media.com, Sukabumi news dan pemilik media lainnya.
Ketua umum SMSI Sukabumi Raya Eman Sulaeman (Kang Sule, sapaan akrabnya) dalam paparannya, mengapresiasi dan mengucapkan banyak terima kasih atas undangannya dalam acara FGD tersebut.
“Saya mengapresiasi atas gelaran ini dan mengucapkan terima kasih kepada Ayep Zaki Center (AZC) sudah menginisiasi gelaran FGD, sekaligus mengundang pimpinan AZC yang notabene sebagai Caleg DPR RI,” ucapnya.
Kang Sule menambahkan, dirinya beserta pengurus dan anggota SMSI sangat merindukan sosok calon pemimpin yang memiliki jiwa inisiator dan katalisator.
“Jiwa calon pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai inisiator dan katalisator sangat kami dambakan. Untuk mengisi dan memecahkan permasalahan yang ada di Kota/Kabupaten Sukabumi, dibutuhkan sosok yang bukan hanya memiliki gagasan atau ide saja, tapi yang memiliki gerakan nyata berbuat untuk masyarakat, contohnya pa Ayep Zaki ini,” tutupnya.
Sementara itu, pemateri yang sekaligus sebagai Calon Anggota DPR RI dari Partai NasDem no urut 1 Dapil 4 Kota/Kabupaten Sukabumi, Ayep Zaki mengungkapkan, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif berangkat dari sebuah keprihatinan, bahwa kekuasaan secara politik harus diambil baik eksekutif maupun legislatif.
“Saya maju menjadi Caleg untuk kepentingan rakyat. Setelah saya banyak membantu masyarakat Sukabumi dan berkeliling, ternyata tidak cukup mengandalkan pribadi atau yayasan, perlu kekuatan secara politik baik eksekutif maupun legislatif. Karena setidaknya dua lembaga ini nanti yang akan membuat kebijakan yang berpihak terhadap rakyat,” ungkapnya.
Misalnya dalam hal tenaga kerja, di Kabupaten Sukabumi dari 1,45 juta angkatan kerja, tercatat masih ada sekitar 7,32 % yang termasuk kategori pengangguran terbuka atau sekitar 106 ribuan (data BPS tahun 2023). Belum lagi yang kena PHK sekitar 23 ribuan (data APINDO 2023).
“Ini jelas perlu regulasi yang berpihak kepada mereka. Solusinya sederhana, berikan mereka pendidikan/keterampilan vokasi dan bahasa asing. Setelah itu tempatkan mereka pada lapangan kerja dalam negeri, bila perlu kirim ke luar negeri,” tegasnya.
Seperti yang sudah ia kerjakan selama ini. Di Kabupaten Sukabumi saja sudah ada binaan usaha mulai dari pertanian maupun industri kecil. Terdata ada 2 ribu kelompok yang dibina.
“Dari 2 ribu kelompok yang dibina, penyerapan karyawannya sudah mencapai 40 ribu orang. Ini kan luar biasa, apalagi nanti secara politik kekuasaan itu sudah diambil, bisa bertambah lagi,” tutur mantan guru SMKN 1 Kota Sukabumi itu.
Ia menyebutkan selama ini, pendampingan terhadap kelompok usaha dibidang pertanian, industri kecil maupun UMKM, masih menggunakan uang pribadi (ia menyebut shadaqah).
“Saya siap membantu 100 ribu KK per tahun 2 milyar. Ini sudah kami kerjakan, dan terus akan dikembangkan kedepannya, silahkan di chek ke lapangan,” sebutnya.
“Termasuk saya sudah ikut andil dalam pemberian modal bagi pedagang asongan Cibadak. Mereka diberikan bantuan modal dengan bentuk dana abadi,” lanjutnya.
Selain itu, untuk mengatasi ketenagakerjaan dan keuangan yang selalu menjadi momok bagi masyarakat adalah, harus terbangunnya sinergitas serta kolaborasi antara eksekutif dan legislatif.
“Ketika harmonisasi antara legislatif dan eksekutif sudah terbangun, maka regulasi apapun akan cepat teratasi. Untuk menyelesaikannya segera raih kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif,” jelasnya.
Ayep menguraikan, kunci menuju perubahan itu adalah keberanian berkorban dari berbagai aspek.
“Ada tiga kekuatan dasar yang akan merubah atau menyelesaikan permasalahan; pertama financial, kedua SDM dan yang ketiga Ilmu Pengetahuan,” urainya.
Ia berharap, pada pemilu 2024 nanti, masyarakat harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihannya. Teliti sebelum menentukan pilihannya, jangan sampai tertipu hanya dengan gagasannya saja, padahal bohong belaka.
“Saya ajak masyarakat Sukabumi, tentukan pilihannya itu sebijak mungkin. Suka terhadap apa yang sudah, sedang dan akan saya kerjakan, silahkan pilih, kalau tidak suka ya terserah. Yang penting jangan sampai masyarakat tertipu dengan propaganda dan bujuk rayu calon demi mengambil kekuasaan, padahal niatnya membohongi,” pungkasnya.
Pantauan wartain.com, setelah selesai kegiatan FGD, acara dilanjutkan dengan konsolidasi internal antara pengurus dan anggota SMSI Sukabumi Raya.***
Foto : wartain.com/Intan
Editor : Aab Abdul Malik
Reporter : SRM