Wartain.com || Dalam upaya pencegahan stunting dan gizi buruk, Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Puskesmas Gunungguruh Sukabumi menggelar kunjungan kepada bayi yang menderita Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Salah satu bayi BBLR yang dikunjungi beralamat di Kampung Pasiripis, Desa/Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi pada Kamis 25/4/2024.
Nutrisionis Puskesmas Gunungguruh Tiolan Simbolon mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya intervensi dalam menangani stunting dan gizi buruk.
“Kemarin saya mendapat informasi anak itu lahir di PONED (Puskesmas Gunungguruh) dengan kondisi BBLR. Sebagai petugas gizi saya harus turun langsung memberikan intervensi agar anak itu tumbuh normal,” ujar Tiolan.
“Jadi tidak terjadi bayi yang gizi buruk maupun stunting,” tambahnya.
Tiolan tak menampik jika masih ada beberapa bayi yang mengalami BBLR di wilayah kerja Puskesmas Gunungguruh baik itu yang lahir di PONED maupun di luar PONED.
Dirinya menjelaskan salah satu faktor terjadinya bayi BBLR yaitu kurangnya suplai gizi sewaktu dalam kandungan.
Oleh karena itu dirinya hadir untuk mengintervensi dan memastikan Bayi BBLR terpenuhi suplai gizinya.
Tiolan menyebut faktor letak geografis menjadi salah satu kendala dalam kunjungan ke Bayi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Gunungguruh.
Dimana ada beberapa daerah yang tak bisa diakses oleh mobil atau bahkan motor dan harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh.
“Kendala yang kita hadapi itu salah satunya medan yang sulit ya. Meskipun lokasi kita tak terlalu jauh dari pusat kota (Sukabumi) namun medan-medannya cukup dinilai sulit untuk dijangkau,” kata Tiolan.
“Kita harus mendaki gunung, bahkan terkadang kita harus turun ke lembah-lembah, karena medannya memang seperti itu,” ujarnya.
Tiolan menerangkan, faktor ekonomi bisa jadi salah satu faktor Bayi BBLR tak di bawa ke Puskesmas, padahal hal itu merupakan salah satu perhatian.
“Mungkin faktor ekonomi ya, jadi ada yang tidak punya ongkos buat kesini (Puskesmas), jadi kita yang harus “jemput bola,” ucapnya.
Besar harapan Tiolan adanya sinergitas yang kuat antara stakeholder terkait atau bahkan pengusaha-pengusaha lokal untuk menanggulangi Bayi BBLR, stunting, dan gizi buruk.***(RAF)
Foto: Wartain.com/Raka A. Firmansyah