26.7 C
Jakarta
Kamis, Desember 5, 2024

Latest Posts

Ibu Syamsul Merasa Ada Kejanggalan Saat Lihat Kondisi Jenazah Sang Anak

Wartain.com || Raut kesedihan tak bisa disembunyikan Ilah Jamilah (49), ibu dari Syamsul Diana Ahmad, korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) asal Sukabumi yang meninggal di Kamboja saat keluar dengan membawa dua lembar foto bersama sang anak.

Diberitakan sebelumnya Syamsul dilaporkan meninggal di Kamboja pada 2 Agustus 2024 lalu dan baru dipulangkan pada Jumat 13/9/2024 lalu. Berdasarkan surat pengantar dari rumah sakit di Kamboja, Syamsul meninggal diduga akibat serangan jantung.

Pihak keluarga menuturkan mulanya Syamsul meminta izin untuk bekerja di Singapura karena ada calling visa. Namun kenyataannya Syamsul malah dipindahkan ke Kamboja.

Kepada Wartain.com, Ilah mengungkapkan ada kejanggalan saat jasad anaknya tiba di rumah duka dan foto yang diterima dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat.

“Ada (tanda kekerasan) itu fotonya, yang ngirim fotonya dari KBRI. Itu kiriman KBRI, itu juga ibu yang ngotot ‘kalau benar-benar anak saya meninggal tolong kirimin itu foto jenazah anak ibu,’ baru dikirim sama paspor dan visa,” kata Ilah saat ditemui di rumah duka, Selasa (17/9/2024).

Dia mengungkapkan, kondisi luka pada tubuh anaknya ditemukan di bagian wajah. Kemudian kondisi lengan anaknya pun berbeda, dimana lengan sebelah kanan bergeser naik tak sejajar dengan bahu.

“Tangan kirinya seperti boneka. Ibu lihat dari foto. Pas datang ke rumah sudah dalam peti langsung dimakamkan,” ujarnya.

Saat mendengar kabar kematian korban, Ilah juga menerima telepon dari beberapa orang yang mengaku sebagai perwakilan perusahaan. Dia dan keluarganya diminta untuk menjemput dan membawa jenazah korban.

“Ibu bingung harus gimana, sejak dapat kabar itu ada empat hari yang ngasih tahu meninggal. Dia telepon pakai nomor anak ibu, jadi nggak bisa dihubungi lagi, ngakunya orang Bandung tapi perwakilan dari perusahaan,” ungkapnya.

Kejanggalan Ilah bertambah saat ia mendengar anaknya meninggal karena serangan jantung. Padahal, kata dia, korban tak memiliki riwayat penyakit apapun.

“Nggak tahu (penyebab meninggal), kalau informasi dari sana (Kamboja) jantung,” kata dia.

Selama 23 hari bekerja di Kamboja, Syamsul rutin memberikan kabar kepada keluarganya. Sang ibu baru tahu anaknya bekerja di Kamboja setelah sepekan Syamsul di sana karena awalnya ia berniat bekerja di Singapura.

Namun nasib berkata lain. Niat untuk mengangkat ekonomi keluarga itu sirna saat Syamsul pulang hanya menyisakan nama.

“Dari pertama berangkat juga kontekan, terus seminggu sebelum meninggal video call dua kali, terakhir chat-an dua hari sebelum meninggal malam Kamis. Dia ngabarin ‘a gimana itu kerjanya? enak Mah’ nanya ‘sudah makan belum? Sudah’ jawabnya,” jelasnya.

Keinginan Ilah untuk menjawab rasa penasaran penyebab meninggalnya Syamsul diurungkan. Dia mempertimbangkan persoalan biaya dan hanya bisa bersyukur bahwa jasad anaknya dapat pulang dan dimakamkan dengan semestinya.

“Kalau di autopsi ibu kan biaya dari mana, ibu kan biaya sendiri tapi ibu mah Alhamdulillah jenazah sudah pulang ke Indonesia juga sudah bersyukur,” tutupnya.***(RAF)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.