Wartain.com || Konsep Patanjala adalah salah satu warisan budaya Sunda yang penuh dengan nilai-nilai luhur. Ajaran ini berasal dari tradisi spiritual masyarakat Sunda kuno, sebagaimana tercantum dalam naskah-naskah seperti Sanghyang Siksakandang Karesian.
Patanjala menekankan harmoni dalam kehidupan, mencakup hubungan manusia dengan dirinya sendiri, sesama, alam, dan Sang Pencipta.
Makna Patanjala
Kata “Patanjala” dapat diartikan sebagai jalan atau pedoman untuk mencapai kebijaksanaan dan keselarasan hidup. Dalam konteks masyarakat Sunda, Patanjala mencakup tiga dimensi utama:
1. Manusa (Manusia)
Sebagai makhluk yang diberi akal, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan harmonis dengan alam dan menciptakan kesejahteraan bersama.
2. Buana (Alam)
Alam dipandang sebagai sumber kehidupan yang harus dilestarikan dan dijaga keseimbangannya.
3. Hyang (Tuhan)
Tuhan adalah sumber dari segala keberadaan, dan manusia harus selalu menghormati-Nya melalui perbuatan yang baik dan bijaksana.
Konsep ini dikenal dengan istilah Tritangtu di Buana, yang menjadi dasar tata nilai masyarakat Sunda untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
Nilai-Nilai dalam Patanjala
1. Keselarasan Lahir dan Batin
Patanjala mengajarkan bahwa hidup tidak hanya tentang pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga tentang pengembangan spiritual. Keseimbangan ini penting untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan sejati.
2. Kawikasan (Kebijaksanaan)
Ajaran ini mendorong manusia untuk hidup dengan penuh tanggung jawab, mengutamakan kebijaksanaan dalam setiap tindakan, dan memahami dampak dari setiap keputusan.
3. Penghormatan terhadap Alam
Sebagai masyarakat agraris, orang Sunda menganggap alam sebagai bagian dari kehidupan mereka. Patanjala mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan agar kehidupan tetap berkelanjutan.
4. Hidup Bersahaja
Kesederhanaan adalah salah satu nilai utama dalam Patanjala. Hidup yang tidak berlebihan mencerminkan rasa syukur dan penghormatan terhadap karunia Tuhan.
Relevansi Patanjala dalam Kehidupan Modern
Meski berasal dari masa lampau, ajaran Patanjala tetap relevan di era modern. Filosofi ini dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan global seperti kerusakan lingkungan dan krisis moral. Dengan mempraktikkan nilai-nilai Patanjala, manusia dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, baik dengan alam maupun sesama.
Sebagai warisan budaya yang kaya, Patanjala Sunda adalah bukti kebijaksanaan lokal yang layak dijaga dan dilestarikan. Tidak hanya untuk masyarakat Sunda, tetapi juga untuk dunia yang lebih baik.***
* Berbagai Sumber
Foto : Ilustrasi
Editor : Aab Abdul Malik
(Salman/Biro Garut)