Wartain.com || Pemerintah Kabupaten Sukabumi tidak akan memperbaiki rumah dan warung warga yang terkena dampak gelombang tinggi atau rob yang menerjang kawasan pesisir Teluk Palabuhanratu pada Selasa 11/03/2024 lalu.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkab Sukabumi hanya memberikan bantuan bahan makanan berupa sembako, selimut dan matras. Tidak ada untuk perbaikan kerusakan, apa sebabnya?
“Seluruh data tercatat, P2BK sudah melaporkan di kawasan ibu kota Kabupaten Sukabumi ada tiga desa, Citepus, Kelurahan Palabuhanratu, dan Jayanti. Sudah dilihat ke sana, dimonitor juga, namun itu kan kawasan sempadan pantai ya, kalau untuk bantuan (perbaikan) itunya (proses) sangat sulit karena ruang sempadan pantai,” kata Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena, Sabtu 16/03/2024.
Deden mengatakan, di wilayah Cipatuguran warga yang tinggal di lokasi itu sempat direlokasi. Namun entah apa sebabnya mereka kemudian kembali masuk ke kawasan sempadan pantai.
“Kalau yang di Cipatuguran sempat direlokasi namun mereka kembali ke sana, karena radiusnya 50 meter kurang dari 250 meter dari pantai,’ imbuh Deden.
“Sementara kita upayakan (bantuan) karena sedang ibadah puasa dan usaha mereka warung-warung penginapan, kita berkoordinasi dengan Dinsos untuk sembako. BPBD juga melalui kecamatan juga sudah mengirimkan paket Sembako, kemudian selimut, matras sudah sebagaian dalam rangka kedaruratan sudah kita lakukan,” sambungnya.
Kembali ke persoalan bantuan rehab rumah dan warung, Deden menyebut hal itu akan sangat sulit karena posisi korban terdampak di kawasan sempadan.
“Karena syaratnya harus tanah sendiri, hal ini persis sama ketika pemerintah membantu rutilahu, harus tanah milik atau hibah dan lain sebagainya. Kesulitannya karena mereka rata-rata di sempadan pantai. Sudah diperingatkan dan direlokasi tapi kembali lagi ke sana, itu masalahnya,” pungkas Deden.***
Foto : MI
Editor : Aab Abdul Malik
(SRM)
