26.7 C
Jakarta
Senin, Oktober 6, 2025

Latest Posts

Peran Mukmin Intelektual dan Aparatur Negara dalam Menjaga Arah Baru Bangsa

Oleh: Kang Dzikri Nur/Pengamat Sosial Keagamaan

Bismillahirrahmanirrahim

Wartain.com || Bangsa Indonesia saat ini tengah berada pada fase transisi sejarah yang penting. Setelah sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, rakyat memilih Presiden Prabowo Subianto untuk membawa arah baru dalam menata ulang bangsa dan negara. Harapan besar tertumpu pada pemerintahan baru, terutama melalui program 8 Asta Cita, yang diharapkan dapat menjadi jalan kebangkitan bangsa.

Namun, realitas politik dan sosial menunjukkan tantangan serius: kerusakan moral di masyarakat, sisa-sisa kekuatan lama yang masih bercokol di berbagai lini pemerintahan, serta potensi operasi intelijen internasional yang ingin melemahkan kepemimpinan nasional.

Di tengah pusaran tantangan tersebut, peran mukmin intelektual dan aparatur negara yang beriman menjadi sangat penting. Mereka tidak hanya dituntut berperan sebagai profesional sesuai bidang masing-masing, melainkan juga sebagai penjaga moral, benteng ideologis, dan penegak nilai-nilai kebangsaan yang lurus.

Mukmin Intelektual: Cahaya di Tengah Kegelapan Moral

Kerusakan moral yang menggerogoti bangsa merupakan problem mendasar yang berdampak langsung pada seluruh program pembangunan. Fenomena korupsi, hedonisme, disorientasi generasi muda, serta melemahnya semangat persatuan tidak bisa hanya dihadapi dengan regulasi teknis.

Di sinilah peran mukmin intelektual menjadi penentu. Seorang mukmin intelektual bukan sekadar cendekiawan dengan kecakapan akademik, tetapi ia berlandaskan iman, bertumpu pada akhlak, dan mengikat diri dengan nilai kejujuran serta kebenaran.

Para akademisi di kampus, peneliti di lembaga, guru besar, dosen, hingga penulis dan penggerak komunitas intelektual harus tampil sebagai pencerah. Mereka harus menjadi penggerak perubahan moral, memberikan argumentasi ilmiah yang membangun arah kebijakan negara, sekaligus menyuarakan narasi positif untuk menangkis propaganda destruktif yang berpotensi melemahkan pemerintahan baru.

Tugas utama mereka adalah membentuk opini publik yang sehat, kritis namun konstruktif, sehingga masyarakat tidak mudah terjebak dalam arus provokasi, baik dari kekuatan lama yang tidak rela kehilangan pengaruh, maupun dari operasi intelijen asing yang mengincar kelemahan bangsa.

Mukmin Pejabat Sipil: Penjaga Aparatur dari Dalam

Lembaga negara dan birokrasi pemerintahan tidak akan mampu berjalan efektif jika masih dikendalikan oleh kepentingan lama. Tantangan terbesar bagi Presiden Prabowo adalah bagaimana memastikan para pejabat sipil yang beriman, profesional, dan setia pada konstitusi dapat menempati posisi strategis untuk mengawal implementasi Asta Cita.

Para mukmin pejabat sipil perlu memainkan peran ganda: pertama, menjalankan tugas administratif dengan disiplin dan penuh tanggung jawab; kedua, menjaga arah moral birokrasi agar tidak dikotori praktik transaksional, nepotisme, atau infiltrasi kepentingan oligarki lama. Birokrasi yang bersih akan mempercepat tercapainya program-program prioritas pemerintahan.

TNI, Polri, dan BIN: Pilar Stabilitas Nasional

Dalam konteks stabilitas negara, peran TNI, Polri, dan BIN menjadi sangat strategis. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, keamanan, serta mendeteksi ancaman, baik dari dalam negeri maupun dari luar.

TNI dituntut tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga kokoh dalam integritas. Mukmin prajurit harus menempatkan tugas bela negara sebagai ibadah, menjaga netralitas dari tarik-menarik politik praktis, dan memastikan NKRI tidak menjadi arena perpecahan.

Polri harus kembali meneguhkan jati dirinya sebagai pelindung dan pengayom rakyat. Mukmin polisi memiliki tugas menegakkan hukum dengan adil, menolak suap, serta berani melawan intervensi politik yang berpotensi mengaburkan keadilan.

BIN memikul beban berat dalam era global saat ini. Operasi intelijen internasional nyata adanya: mulai dari permainan ekonomi, pengendalian opini, hingga skenario destabilisasi politik. Mukmin intelijen harus bekerja dengan penuh kecerdikan, mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok atau asing, serta menjadi tameng bagi Presiden Prabowo dari upaya pelemahan yang sistematis.

Menghadapi Bayangan Masa Lalu dan Dinasti Politik

Tidak bisa dipungkiri, pasca sepuluh tahun pemerintahan Jokowi, banyak struktur kekuasaan lama masih berusaha mempertahankan pengaruh. Bahkan muncul gejala ambisi dinasti politik yang ingin terus mendominasi jalannya negara. Jika hal ini dibiarkan, maka visi besar Presiden Prabowo akan tersandera, dan rakyat kembali dirugikan.

Di sinilah pentingnya sinergi antara mukmin intelektual, pejabat sipil, dan aparat negara. Mereka harus bersama-sama menciptakan disiplin nasional: disiplin moral, disiplin politik, dan disiplin institusional. Setiap individu yang beriman wajib menolak menjadi alat oligarki lama, menolak tunduk pada kepentingan dinasti politik, serta berkomitmen penuh untuk menjaga kemurnian mandat rakyat.

Strategi Kebangkitan Bangsa

Untuk memastikan 8 Asta Cita berjalan sesuai harapan, ada beberapa langkah strategis yang harus ditempuh:

Revitalisasi Moral: pendidikan berbasis nilai keimanan harus kembali dikuatkan di semua lini, baik di kampus, birokrasi, maupun lembaga militer-polisi.

Reformasi Birokrasi: pastikan pejabat sipil berintegritas ditempatkan di posisi kunci, bukan mereka yang masih menjadi kaki tangan kepentingan lama.

Penguatan Intelijen: BIN dan TNI-Polri harus bersinergi menghadapi operasi intelijen asing dengan pendekatan multi-dimensi: ekonomi, media, dan budaya.

Kontrol Publik Intelektual: kaum akademisi mukmin harus aktif menyuarakan kritik sehat sekaligus mengedukasi masyarakat agar tidak mudah diadu domba.

Kebersamaan Nasional: semua elemen mukmin di berbagai bidang harus menyadari bahwa perjuangan ini bukan sekadar politik kekuasaan, melainkan jihad kebangsaan untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran.

Penutup

Bangsa ini membutuhkan mukmin yang cerdas, berani, dan berintegritas di semua lini. Intelektual mukmin menjadi cahaya pencerah, pejabat sipil mukmin menjadi penggerak birokrasi bersih, dan aparat mukmin di TNI, Polri, serta BIN menjadi tameng kokoh dari ancaman internal maupun eksternal. Dengan sinergi itu, cita-cita kebangkitan Indonesia melalui Asta Cita akan terwujud.

Kini, tugas besar kita adalah menjaga agar pemerintahan baru Presiden Prabowo tidak menjadi korban bayang-bayang masa lalu, tidak terseret ambisi dinasti politik, dan tidak tergoyahkan oleh operasi intelijen asing. Semoga Allah meneguhkan langkah mukmin-mukmin pejuang bangsa, menjadikan iman sebagai kekuatan, dan menjadikan Indonesia bangkit kembali sebagai bangsa yang bermartabat, berdaulat, dan berkeadilan.***

Foto : Ilustrasi

Editor : Aab Abdul Malik

(Dul)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.