Wartain.com || Siswa SDN 5 Wangunjaya di Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di selasar sekolah. Hal ini disebabkan oleh kondisi ruang kelas yang terancam ambruk, akibat pergerakan tanah yang terjadi di sekitar area sekolah serta bangunan yang sudah tua dan mengalami kerusakan parah, seperti retak dan pelapukan. Sabtu, (14/09/2024).
Untuk menghindari risiko yang lebih besar, pihak sekolah mengambil tindakan preventif dengan memindahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) ke selasar sekolah. “Kami tidak punya pilihan lain selain memindahkan siswa ke selasar, agar mereka tetap aman. Ruang kelas sudah sangat tidak layak dan berbahaya untuk digunakan,” ujar Dena Resmana, Kepala SDN 5 Wangunjaya.
Kondisi Bangunan yang Tidak Memadai
SDN 5 Wangunjaya hanya memiliki empat ruangan, terdiri dari dua ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruangan serbaguna. Namun, bangunan tersebut sudah berusia lebih dari 30 tahun, sejak sekolah didirikan pada tahun 1986 sebagai sekolah dasar (SD) impres. Bantuan terakhir dari pemerintah diterima pada tahun 2014, berupa pembangunan satu ruang kelas dan satu ruang guru baru. Selain itu, kontribusi pembangunan juga pernah datang dari Pangkostrad dan Pertamina pada tahun 2008. Sementara itu, lapangan dan halaman sekolah dibangun melalui swadaya masyarakat setempat.
Namun, dengan jumlah siswa yang terus berkurang, ruang kelas yang ada tidak cukup memadai untuk menciptakan lingkungan belajar yang layak. Ruangan-ruangan yang tersisa, terutama yang sudah retak dan lapuk, tidak dapat menampung siswa dengan aman.
Kondisi Belajar yang Memprihatinkan
Selama dua minggu terakhir, sebanyak 39 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 harus belajar di selasar sekolah. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terlebih ketika cuaca tidak bersahabat. “Saat hujan, mereka kedinginan, dan ketika musim kemarau, mereka kepanasan. Tidak ada sekat atau perlindungan yang memadai di ruang belajar sementara ini,” tambah Dena.
Harapan untuk Bantuan
Dena Resmana mengaku sudah melaporkan kondisi ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis dan berharap segera ada tindakan nyata dari pihak terkait. “Kami sangat berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta untuk memperbaiki ruang kelas, agar anak-anak bisa belajar dengan aman dan nyaman,” harapnya.
Saat ini, sekolah lain yang terdekat berjarak cukup jauh, sehingga para siswa tidak memiliki alternatif lain. Meskipun jumlah siswa di SDN 5 Wangunjaya tidak banyak, mereka tetap memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak dan aman. “Kami tidak punya opsi lain. Jarak ke sekolah terdekat sangat jauh, jadi kami harus bertahan di sini,” tambah Dena.
Perhatian untuk Sekolah Terpencil
Kondisi di SDN 5 Wangunjaya menyoroti pentingnya perhatian terhadap sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sering kali terabaikan. Dengan kondisi bangunan yang rusak dan minimnya fasilitas, para siswa menghadapi tantangan besar dalam memperoleh pendidikan yang layak. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan segera bertindak untuk memastikan bahwa hak-hak pendidikan anak-anak di wilayah ini terpenuhi dengan baik.
Pendidikan yang layak adalah hak setiap anak, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil seperti SDN 5 Wangunjaya.***
Foto : Ape
Editor : Aab Abdul Malik
(Ape/Biro Ciamis)