Wartain.com || Adanya masalah pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV, yang melintasi wilayah Desa Cihaur, hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi Pemdes Cihaur.
Persoalannya adalah, pembangunan tersebut sampai saat ini dihentikan sementara, karena dua titik pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV yaitu T32 dan T33, pembebasannya belum rampung, dengan alasan pemilik lahan atas nama PT Cakra Mas tidak memberikan izin.
Padahal, warga dan tokoh masyarakat wilayah Sukabumi Selatan, menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan pembangunan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV. Dan masyarakat Pajampangan sangat membutuhkan sekali pasokan tambahan aliran listrik tersebut.
Dukungan ini disampaikan dalam Forum Diskusi Group (FGD) bertema Sinergi dan Komitmen Bersama Wujudkan Ketersediaan Listrik di Wilayah Selatan Sukabumi Dengan Percepatan Pembangunan Transmisi SUTT 150 KV yang digelar di Aula Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis 21/11/2024.
Dalam paparannya, Ketua Sinergi Merah Putih ’98, Aam Abdul Salam, menegaskan pentingnya infrastruktur listrik bagi kemajuan wilayah.
“Kemajuan suatu wilayah dalam bidang perekonomian, perdagangan, pariwisata, pertanian, dan perkebunan sangat ditopang oleh infrastruktur seperti jalan, telekomunikasi, dan yang paling utama, ketersediaan listrik,” ujar Aam.

Menurut Aam, pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV merupakan kunci utama untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan mendukung investasi di berbagai sektor. Hal ini mencakup kebutuhan listrik untuk perumahan warga, pengembangan pariwisata, dan industri yang sedang berkembang.
“Kami tidak ingin ada lagi keluhan dari masyarakat atau investor mengenai gangguan aliran listrik. Infrastruktur listrik yang stabil adalah fondasi utama bagi pengembangan wilayah selatan Sukabumi,” tambah Aam.
Sementara itu, Kepala Desa Cihaur, Asep Permadi mengungkapkan, keprihatinannya atas berhentinya pembangunan SUTT 150 KV yang melewati wilayah nya.
“Sebenarnya kami tidak menginginkan hal ini bisa terjadi. Cobalah segera masing-masing pihak terkait untuk segera menyelesaikan persoalan ini,” ungkap Asep.
“Ini kan proyek strategis nasional. Seharusnya pihak pemilik lahan legowo merelakan tanahnya untuk pembangunan SUTT. Lagian listrik ini kan menyangkut hajat hidup orang banyak,” tambah Asep.
Asep berharap, setelah selesainya diskusi tersebut. Ada titik terang yang bisa diambil untuk menyelesaikan persoalan yang ada di wilayahnya.

“Kami harap, persoalan ini segera tuntas, supaya program ini bisa segera dinikmati oleh masyarakat Sukabumi Selatan,” tutup Asep.
Dikesempatan yang sama, dalah seorang tokoh masyarakat Sukabumi Selatan, Usman mendesak agar pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV segera diselesaikan untuk mengatasi keresahan masyarakat akibat ketidakstabilan aliran listrik.
“Kami sangat mendukung proyek strategis nasional ini. Pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV tidak hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat tetapi juga mendorong kemajuan ekonomi daerah,” ujar Usman salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Setelah proyek ini rampung, warga berharap PLN memberikan perhatian lebih untuk membina potensi masyarakat lokal. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi.
“Dengan listrik yang stabil, kami percaya pertanian, koperasi, hingga sektor UMKM di wilayah ini dapat berkembang pesat. Kami siap bekerja sama untuk mendukung kemajuan Sukabumi Selatan,” tegas Usman.
Diakhir sesi, masyarakat Desa Cihaur dan perwakilan warga Sukabumi Selatan, membacakan deklarasi dukungan terhadap adanya pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV. Dimana, Deklarasi tersebut dibacakan langsung oleh Kadus 1 yang diikuti oleh peserta diskusi.***
Foto : wartain.com/Aab
Editor : Aab Abdul Malik
Reporter : Dul