Wartain.com || Kegiatan wisata alam, termasuk pendakian kini tengah menjadi tren di banyak kalangan. Tak hanya generasi muda atau milenial, generasi baby boomers saat ini banyak yang menggemari kegiatan pendakian, terutama pascapandemi COVID-19.
Gunung-gunung di seantero Nusantara, selalu diserbu para pendaki, khususnya di akhir pekan. Dari sekian banyak gunung yang ada di Indonesia, Gunung Gede Pangrango menjadi salah satu favorit para pendaki.
Selain menawarkan pemandangan yang indah, lokasinya yang relatif dekat dengan Jakarta membuatnya menjadi pilihan. Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGG) menerima kunjungan 160 ribu wisatawan per tahunnya.
Meski demikian, wisata pendakian yang belum dikelola secara profesional membuat pendaki yang naik seringkali melampaui kuota yang telah ditetapkan. Kondisi ini tentunya dapat mengancam kelestarian kawasan beserta biodiversitasnya. Tak hanya itu, pendakian ke TNGGP sudah beberapa tahun didominasi oleh para pendaki ilegal yang tidak memenuhi ketentuan, seperti membayar tiket masuk atau PNBP.
Berdasarkan hasil survei pada bulan April dan Mei 2023 dalam seminggu dari 4.942 pendaki hanya 608 yang membayar PNBP. Hal ini tentu menyebabkan potensi kehilangan PNBP sebesar lebih dari 140 juta.
Selain itu, pendakian juga sering menjadi berita viral di media online maupun media sosial, yang disebabkan oleh menumpuknya pendaki, serta kondisi sampah yang dibuang sembarangan. Viralnya berita negatif ini memberikan citra buruk kepada TNGGP dan bahkan Kementerian LHK.
Jika wisata pendakian di TNGGP tidak dibenahi, maka ancaman kelestarian kawasan dan biodiversitasnya akan menjadi kenyataan. Selain itu, negara akan sangat dirugikan, karena kehilangan potensi PNBP, serta rusaknya asset konservasi berupa Taman Nasional.
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, TNGGP akhirnya meluncurkan sebuah aplikasi pendakian untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pendaki. Aplikasi yang bernama “SIAP GEPANG” ini nantinya akan digunakan untuk melakukan booking pendakian, pemantauan kuota, dan juga kebutuhan pendakian lainnya.
Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo, mengatakan Balai Besar TNGGP bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk meluncurkan aplikasi satu pintu pendakian tersebut.
“Trademark-nya TNGGP adalah pendakian, dengan adanya sistem aplikasi pendakian Gede Pangrango ini diharapkan dapat mendukung perubahan tata kelola pendakian di TNGGP secara komprehensif,” katanya, mengutip Kumparan.
Keunggulan dari sistem aplikasi booking online ini, yaitu user-friendy (sangat mudah dan tidak ribet dalam pendaftaran pendakian). Aplikasi ini juga sudah up to-date UI dan UX, sehingga kekinian mengikuti perkembangan zaman.
Adapun, keunggulan lainnya, yaitu aplikasi ini juga sudah multi platform alias bisa menggunakan device apa pun, baik di desktop maupun mobile (Android maupun iOS).
Sebagai sarana komunikasi, tersedia pula layanan broadcast via WhatsApp, serta menu pembayaran melalui via virtual-account atau QRIS, lengkap dengan menu pendaftaran berdasarkan NIK. Apabila ada pendaki yang melakukan pelanggaran, aplikasi ini juga memiliki fitur blacklist yang bisa mendeteksi pendaki yang sistemnya telah terhubung dengan pihak balai besar.***
Foto: Shutterstock
(Red)