Wartain.com || Hujan deras yang mengguyur Kota Sukabumi dan menyebabkan bencana beberapa waktu lalu cukup disoroti oleh berbagai pihak. Teranyar, ketiga calon wali kota pun ikut berkomentar.
Calon Wali Kota nomor urut 1, Achmad Fahmi yang berpasangan dengan Dida Sembada menyebut, peran masyarakat dan perusahaan swasta diperlukan untuk ikut aktif dalam menanggulangi bencana.
Selain itu mantan Wali Kota Sukabumi periode 2019-2024 tersebut menilai, pemerintah tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas apa yang telah terjadi, terlebih ketika berbicara soal tata ruang.
“Tata ruang ini kan sudah harus sesuai dengan Perda nomor 1 tahun 2022 terkait RT RW. Tidak bisa juga masalah bencana musibah ini dikaitkan dengan kelengahan atau kelalaian pemerintah,” kata Fahmi, Senin (11/11/2024).
“Di sana juga ada peran dan tanggungjawab swasta dan masyarakat. Jadi mari kita sama-sama, jangan hanya mengkritisi. Mari sama-sama kita beraksi, mari sama-sama kita bangun Sukabumi kita,” singkat Fahmi.
Sementara itu, calon Wali Kota nomor urut 2, Ayep Zaki yang berpasangan dengan Bobby Maulana menyebut, kondisi drainase yang relatif kecil menjadi sumber terjadinya bencana saat musim hujan tiba.
Lebih lanjut kata Ayep, kota yang modern bisa dibangun dengan infrastruktur mendasar yang bisa dikelola dengan baik. “Ini yang saya soroti tidak ada di dunia ini kota modern yang banjir kecuali tata kelola infrastruktur yang paling mendasar adalah infrastruktur drainase,” kata Ayep.
“Di Kota Sukabumi itu tidak pernah diperhatikan drainase ini seperti itu. Tidak pernah ada gorong-gorong yang besar, ada ceritanya ada tapi itu tidak berfungsi dengan baik sehingga gorong-gorong besar ini harus bisa menampung debit air yang paling besar hujan sekalipun hujannya dua hari dua malam itu harus bisa menampung,” lanjut Ayep.
Ayep sesumbar jika nantinya ia bersama Bobby terpilih, drainase akan menjadi salah satu hal yang fungsinya akan diperbaiki kembali. Serta akan kembali memfungsikan gorong-gorong yang telah dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.
Tak ingin kalah, calon Wali Kota nomor urut 3 Mohamad Muraz yang berpasangan dengan Andri Setiawan Hamami mengatakan, penyebab terjadinya bencana karena adanya tata kelola pembangunan infrastruktur yang tidak sejalan dengan tata kelola lingkungan hidup.
“Hujan angin biasa tapi hujan kemarin mungkin kurang dari tiga jam tapi hampir merata banjir, ini ada apa? mungkin ini tata kelola lingkungan hidup dan tata kelola pembuatan pembangunan infrastruktur yang tidak match dengan lingkungan hidup, drainase dan sebagainya, ini mungkin jadi PR yang cukup berat,” ujar Muraz.
Ia pun menyoroti pembangunan trotoar di Jalan Jenderal Ahmad Yani, yang dinilai tidak memperhitungkan fungsi dari drainase. Sehingga menyebabkan banjir untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Harus saya lihat, ini biaya cukup besar membangun trotoar, kalau drainasenya tidak bagus kepaksa harus dibongkar daripada itu menjadi banjir kembali menjadi bencana bagi warga Kota Sukabumi. Saya kira kota kita kota yang cantik kemiringannya 30 persen, rasanya jadi aneh kalau kota kita ada banjir,” singkat Muraz.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik