Wartain.com || Snap Inc. perusahaan induk dari aplikasi Snapchat, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 528 karyawan, atau 10% dari tenaga kerja globalnya pada Senin 05/02/2024.
Hal tersebut menjadi sebuah tanda bahwa serentetan PHK di bidang teknologi yang terjadi pada tahun 2023 lalu dapat berlanjut ketika perusahaan bergulat dengan ketidakpastian ekonomi.
Perusahaan yang memiliki aplikasi perpesanan foto Snapchat, telah lama berjuang untuk mengubah popularitasnya di kalangan pengguna muda menjadi pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan bersaing dengan pesaing yang lebih besar seperti Facebook yang dimiliki Meta Platforms (META.O).
Keputusan Snap sejalan dengan tren yang terjadi di dunia teknologi, karena banyak perusahaan melakukan pemangkasan agar tetap gesit dan kompetitif. Efisiensi ini dimaksudkan untuk membantu Snap meningkatkan pekerjaan tatap muka antar-tim. Hal ini merupakan langkah strategis guna menjaga perusahaan tetap kuat dan fokus, di saat industri teknologi sedang menghadapi banyak perubahan.
Snap telah mengalami beberapa kali PHK yang dimulai pada 2022. Hal ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyelaraskan struktur perusahaan. PHK terbaru ini diperkirakan menelan biaya US$ 55 juta hingga US$ 75 juta.
Terlepas dari tantangan ini, Snap baru-baru ini berhasil meningkatkan pendapatan dari iklan digital dan mulai membeli kembali saham (buyback) senilai US$ 500 juta. Meski telah buyback, harga saham Snap masih berada di bawah harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dan jauh dari puncaknya pada 2021. Hal ini menunjukkan perusahaan sedang melewati masa-masa sulit.***
Foto: Snap Inc
Editor: Raka A. Firmansyah
(Ruswandi)