Wartain.com || Setiap tahun, umat muslim di seluruh dunia merayakan Iduladha pada 10 Zulhijah dalam kalender Hijriah. Iduladha merupakan salah satu hari besar dalam Islam yang menandai berakhirnya ibadah haji di Makkah. Selain itu, umat Islam yang mampu juga disunahkan untuk menyembelih hewan kurban, seperti kambing, sapi, atau unta.
Praktik kurban ini merujuk pada kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang rela menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah Swt. Namun, sebelum penyembelihan terjadi, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayang dan ujian keimanan. Kisah tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaffat ayat 102–107.
Bagaimana Hukumnya Mampu tetapi Tidak Berkurban? Simak Penjelasannya!
Meskipun terlihat sebagai ibadah yang bersifat fisik, yaitu penyembelihan hewan, sebenarnya kurban memiliki makna spiritual, sosial, dan moral yang mendalam. Kurban bukan sekadar menyembelih, melainkan bentuk ketulusan hati dalam mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus sarana berbagi rezeki kepada sesama manusia, khususnya mereka yang membutuhkan.
Makna dalam Penyembelihan Hewan Kurban
Makna utama dari penyembelihan hewan kurban adalah bentuk ketaatan dan keikhlasan seorang hamba terhadap perintah Allah. Allah tidak membutuhkan daging atau darah hewan kurban, sebagaimana disebut dalam QS Al-Hajj ayat 37.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Dia telah menundukkannya untuk kamu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang telah Dia berikan kepadamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Ayat ini menegaskan inti dari persembahan bukan terletak pada fisiknya, seperti daging atau darah, melainkan pada rasa kesungguhan yang mendasari tindakan tersebut. Hal ini adalah esensi makna spiritual dari penyembelihan hewan untuk kurban.
Makna Sosial dalam Penyembelihan Hewan Kurban
Pembagian daging kurban kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat juga menggambarkan nilai solidaritas sosial dan kepedulian antarsesama. Dalam satu hari, masyarakat bisa merasakan kebersamaan dan kebahagiaan, terutama mereka yang jarang bisa mengonsumsi daging. Kurban mengingatkan umat muslim aset yang dimiliki tidak hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan terdapat hak orang lain di dalamnya.
Penyembelihan hewan juga menjadi simbol dari penyembelihan hawa nafsu dalam diri manusia. Kurban mengajarkan manusia untuk mengendalikan sifat-sifat egois, tamak, dan keterikatan pada hal-hal duniawi. Sebagaimana hewan ditundukkan untuk disembelih, demikian pula seorang muslim diajak untuk menundukkan egonya demi nilai-nilai kebaikan dan keadilan.
Kurban tidak hanya menjadi amalan tahunan saat Iduladha. Lebih dari itu, kurban adalah wujud keimanan, ketulusan, dan rasa peduli kita terhadap sesama. Di tengah zaman yang semakin sibuk dan cenderung mementingkan diri sendiri, kurban mengingatkan untuk terus berbagi, mengikuti perintah Allah, dan menjadikan pengorbanan sebagai jalan untuk meraih keberkahan hidup.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Dul)