Wartain.com, Sukabumi || UKM Bibilintik sudah ada Sejak 30 tahun lalu, awalnya usaha kecil tersebut bergerak dalam bidang perdagangan dengan membuka warung makanan ringan, dan sekarang sudah ada penambahan usaha di bIdang ternak ayam kampung.
UKM Bibilintik yang beralamat usaha di Kp. Cisalak RT 05 RW 12, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi tersebut, memulai usaha sekitar tahun 1993.
Cicin (59) tahun, owner UKM Bibilintik kepada wartain.com menyebutkan, awalnya usaha yang ia bangun hanya untuk mengisi kekosongan waktu dan membantu perekonomian keluarga saja. Tapi usaha yang ia geluti ini walaupun kecil tapi Alhamdulillah masih berjalan sampai sekarang.
“Alhamdulillah sedikit demi sedikit warung tetap berjalan, meskipun sempat terkendala adanya Covid – 19, tetapi warung ini tidak gulung tikar”, ungkapnya kepada koresponden, Minggu 01/10/2023.
Beliau berharap, warung warung kecil miliknya bisa lebih berkembang, setidaknya tidak kalah saing dengan supermarket. Karena warungnya memiliki segmen pembeli yang sudah tetap, terutama kalangan bawah.
Selain membuka usaha warung makanan dan minuman ringan, UKM Bibilintik juga mulai mengembangkan usaha dalam bidang peternakan ayam kampung.
Pengelolaannya sendiri diserahkan kepada sang suami. Kiwi (51) tahun suami Cicin mengurus ternak ayam kampung menyebutkan, dari usaha ternak ayam bisa membantu pendapatan keluarganya. Terlebih lagi setelah ia sudah tidak kuat bekerja keluar kita seiring usianya yang semakin bertambah tua.
“Usaha ayam ini alhamdulillah bisa membantu pendapatan keluarga saya, katena setiap bulan pasti ada yg kami jual,” terangnya.
Kiwi juga membeberkan, hasil dari usaha warung pendapatan bersihnya paling 150.000/ bulan, dan dari penjualan ayam bisa mencapai sekitar 400.000/bulan. Tentunya pendapatan tersebut bisa membantu ekonomi keluarga.
Selanjutnya, ia menjelaskan, usahanya berawal dari hobi memelihara ayam kampung di rumah untuk mengisi waktu luang, dan akhirnya ia memutuskan untuk serius usaha ternak ayam kampung semenjak tahun 2017.
Dengan hanya modal awal dua ekor betina dan satu ekor pejantan, Kiwi dengan tekun terus mengembangkan usaha peternakan ayam kampungnya. Sekarang ia memiliki 30 ekor ayam, tiga Indukan dan dua ekor pejantan, serta yang 25 ekor untuk proses pengembangbiakan juga siap untuk dijual.
Dari proses pembudidayaan dan pembesaran ayam kampungnya, Kiwi bisa menjual perbulan rata-rata 10 – 15 ekor, dengan harga 40-50 ribu per ekor, untuk usia ayam tiga bulan.
Hal yang ping dikeluhkan oleh Kiwi, dalam beternak ayam kampung adalah, penyakit, hama, dan harga pakan yang melambung. Untuk mensiasatinya, ia melakukan pemberian makan kombinasi yaitu menggunakan lunte yang dicampur dengan Comfeed (Pur).
“Untuk menekan biaya pakan yang makin mahal, saya siasati pemberian makan kombinasi antara dedak (lunte) dan Pur, yang penting kita telaten dalam pemeliharaannya,” jelasnya.
Dia juga berharap, kedepan ada bapak angkat yang mau kerjasama baik dalam hal pemasaran maupun penambahan modal usaha. Karena sejauh ini, dalam hal pemasaran yang dilakukan Kiwi adalah menjual kepada pengepul, yang selalu datang kekandang. Selain itu juga, terkadang ada saudara atau tetangga yang membutuhkan satu atau dua ekor, mereka langsung dilayani.
“Untuk penjualan, biasanya saya jual ke pengepul, datang sendiri ke kandang. Kadang-kadang juga ada saudara atau tetangga yang membeli, tapi volumenya gak banyak,” tambahnya.
“Saya juga berharap, kedepan ada akses untuk penambahan modal usaha, mudah-mudahan saja ada orang atau siapapun yang dapat membantu,” pungkasnya penuh harap.
Foto : wartain.com/Ikhlas
Editor : Aab Abdul Malik
Reporter : Intan/Ikhlas
