Wartain.com || Cuaca Ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi pada Selasa dan Rabu (3-4/12/2024) kemudian disusul dengan hujan dengan intensitas tinggi setelahnya membawa dampak kerusakan dan kerugian yang tidak sedikit.
Cuaca buruk yang berlangsung secara terus-menerus selama beberapa hari yang meliputi hujan deras, angin kencang, dan pergerakan tanah, menyebabkan kerusakan besar hingga menimbulkan korban jiwa.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi resmi menetapkan status tanggap darurat dimulai sejak 4 Desember 2024 hingga sepekan ke depan, dan setelahnya bisa diperpanjang jika setelah evaluasi mengharuskan demikian.
Berdasarkan data yang diperoleh redaksi dari laporan sementara Pos Komando Utama Kabupaten Sukabumi menyebutkan 39 Kecamatan dan 158 Desa terdampak langsung akibat cuaca ekstrem tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menyampaikan cuaca ekstrem yang terjadi telah mengakibatkan bencana banjir, pergerakan tanah, longsor, dan angin kencang di wilayah Kabupaten Sukabumi.
“Berdasarkan laporan yang kami susun hingga Minggu (8/12/2024) pukul 07.00 WIB untuk wilayah terdampak sebanyak 39 Kecamatan dan 158 Desa,” kata Suharyanto pada Minggu (8/12/2024).
Suharyanto mengungkapkan, setelah adanya penetapan tanggal darurat bencana oleh Bupati Sukabumi, telah ada kemajuan langkah-langkah penanganan darurat yang sudah dicapai.
“Sampai hari ini Minggu (8/12/2024) korban yang meninggal dunia sebanyak 12 orang dengan rincian 10 sudah ditemukan dan 2 masih dalam proses pencarian,” ungkap kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat konferensi pers di Pos Komando Utama Penanggulangan Bencana Kabupaten Sukabumi pada Minggu (8/12/2024).
Masih kata Suharyanto, komitmen tim untuk mencari korban yang hilang akibat banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak akan terus dilanjutkan.
“Sudah menjadi komitmen kami akan terus mencari korban yang hilang tersebut untuk tiga hari ke depan meskipun pihak keluarga sudah mengikhlaskan,” lanjutnya.
“Kami mohon doanya supaya yang dua korban tersebut segera ditemukan,” tambahnya.
Langkah selanjutnya adalah daerah yang terisolir karena akses jalan terputus akibat banjir dan tanah longsor sekarang sudah bisa diakses untuk wilayah Sukabumi dan Cianjur.
“Meksipun dibeberapa titik baru bisa menggunakan roda dua, tapi secara keseluruhan bisa ditembus. Tidak ketinggalan juga pasokan BBM yang sempat terganggu, sekarang sudah lancar kembali,” ujarnya.
Yang diupayakan sampai saat ini adalah masalah penerangan listrik, masih ada beberapa titik di Kabupaten Sukabumi yang masih dipadamkan terkait keamanan.
“Hal ini terkait dengan keamanan masyarakat maupun keamanan wilayah,” ujarnya.
Kemudian untuk pengungsi tercatat ada kurang lebih 3.156 KK. Pengungsi ini ada yang terpusat maupun mandiri.
“Pengungsi yang terpusat ada beberapa titik dan sebagian besar mengungsi secara mandiri. Kami pastikan bahwa kebutuhan logistik para pengungsi dapat kami penuhi secara maksimal,” pungkasnya.
Sebagai informasi bahwa kebutuhan logistik cukup dan bahkan para pengungsi di Kabupaten Cianjur sudah pulang ke rumah masing-masing dan banjir sudah surut.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
(Dul)