26.7 C
Jakarta
Sabtu, Desember 28, 2024
Beranda blog Halaman 20

Pelurusan Tentang Frasa “Hymne HMI”

0
Oplus_0

Oleh: Mahfud MD, Ketua Dewan Pakar MN KAHMI

Wartain.com || Sambil berkontemplentasi dalam Milad Ke 75 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) —5 Pebruari 2022– ini saya punya catatan ringan tentang Hymne HMI.

Akhir-akhir ini kalau ada upacara resmi HMI saat menyanyikan Hyme HMI ada perbenturan kata pada bait kedua utk kalimat “Turut Qur’an dan Hadits”. Selain ada yg menyanyi dgn khyusyu’ memfrasakan “Turut Qur’an dan Hadits” ada juga yg memfrasakan “Turut Alqur’an Hadits”. Jadinya agak kacau, tidak seragam.

Pertamakali saya dengar kalimat “Turut Alqur’an Hadits” itu pada akhir tahun 2019 saat acara Jalan Sehat di Pontianak (KAHMI Kalbar). Saat itu sdh saya sampaikan bhw frasa “Alqur’an Hadits” itu salah, baik dari segi sejarah lagunya maupun dari segi kaidah Bahasa Arab.
Yang benar adalah dalam lagu aslinya yakni ketika sejak masuk HMI dulu kita selalu menyanyikannya yaitu “Turut Qur’an dan Hadits”.

Saya tidak tahu kapan dan siapa yang berkreasi mengubah menjadi “ Turut Alqur’an Hadits”. Dari segi kaidah Bhs. Arab kalimat itu salah karena begini:

1. Qur’an dan Hadits dalam frasa asli itulah yg benar karena kalimatnya adalah kalimat setara, sama-sama menggunakan nakirah. Kalau kata Qur’an diganti dgn kata “Alqur’an” maka kata Hadits juga harus diganti dgn kata “Alhadits” sehingga menjadi “Turut Alqur’an dan Alhadits” sehingga sama-sama makrifah (sama-sama ditambah al).

2. Yang lebih fatal adalah perubahan makna dari perubahan frasa tsb. Frasa “Alqur’an Hadits” itu bersusunan ‘mubtada’ – khabar’ sehingga artinya dlm bahasa Arab adalah “Alqur’an adalah Hadits”. Di titik ini kesalahan frasa itu terlihat karena menyebut Alqur’an adalah Hadits. Padahal Alqur’an bukan Hadits, tak boleh bilang “Alqur’anu haditsun” dlm susunan “mubtada’ – khabar”.

Alqur’an adalah wahyu Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril dgn kalimat asli. Sedangkan Hadits adalah wahyu Allah yg kalimatnya disusun atau diucapkan sendiri oleh Nabi (wamaa yanthiqu anil hawaa in huwa illaa wahyun yuuhaa). Oleh sebab itu matan hadits itu sering berbeda, meskipun isinya sama. Kalau Qur’an tak pernah dan tak boleh ada perbedaan dari frasa aslinya.

Selain itu dari sudut hierarki syariah (dlm ilmu hukum dikenal Stuffenbautheorie) kedudukan Qur’an itu di atas Hadits (spt dikonfirmasi oleh Nabi ketika mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman).

Mohon maaf saya berkeyakinan bahwa yang benar di bait kedua “Hymne HMI” itu adalah frasa asli dari pencipta lagu dan liriknya yakni “Turut Qur’an dan Hadits”, bukan “Turut Alqur’an Hadits”. Selain salah dari sudut sejarah frasa “Turut Alqur’an Hadits” itu salah fatal dari sudut kaidah Bahasa Arab.

Maaf, saya bukan mau sok tahu, tapi jangan sampai HMI ditertawai dalam urusan kaidah bahasa yang sesederhana ini. Di KAHMI dan HMI banyak ahli bahasa Arab, misalnya, Pak Najah.
Yakusa.***

Foto : Dok. Pribadi

Editor : Aab Abdul Malik

(Redaksi)

Kritisi PT Pupuk Indonesia, Salman :  Transparansi dan Keberpihakan kepada Petani Harus Ditingkatkan

0
Oplus_0

Wartain.com || Salman Rizkatillah, tokoh muda Kabupaten Garut yang dikenal aktif memperjuangkan isu-isu kerakyatan, mengkritik PT Pupuk Indonesia terkait kurangnya transparansi dan keberpihakan terhadap petani.

Dalam pernyataannya, Salman menegaskan pentingnya peran PT Pupuk Indonesia sebagai badan usaha milik negara untuk mendukung kesejahteraan petani, terutama di tengah naiknya harga pupuk dan kelangkaan yang sering terjadi.

“Petani kita berada di garis depan dalam menjaga ketahanan pangan nasional, tetapi seringkali justru menjadi korban kebijakan yang tidak adil. PT Pupuk Indonesia harus lebih transparan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak kepada petani kecil,” ujar Salman, Minggu 08/12/2024.

Sebagai bukti konkretnya, Salman menyebutkan beberapa data dan fakta lapangan:

1. Kelangkaan Pupuk di Garut Selatan:

Kelompok tani di wilayah Garut Selatan melaporkan bahwa hanya 30% dari kebutuhan pupuk bersubsidi yang dapat dipenuhi dalam tiga bulan terakhir.
– **Sumber:** Laporan resmi Gapoktan Garut Selatan, diterbitkan pada Oktober 2024.

2. Harga Pupuk Melonjak:

Petani di Kecamatan Cibatu harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga Rp700.000 per sak, jauh di atas harga subsidi yang seharusnya sekitar Rp150.000 per sak.
– **Sumber:** Data survei lapangan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, November 2024.

3. Distribusi Tidak Tepat Sasaran:

Berdasarkan laporan dari LSM lokal, sebanyak 15% alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Garut justru ditemukan dijual ke pihak non-petani.
– **Sumber:** Investigasi LSM Peduli Tani Garut, November 2024.

Salman menyoroti keluhan dari berbagai kelompok tani di Kabupaten Garut yang merasa kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Kelangkaan ini, menurutnya, tidak lepas dari lemahnya pengawasan dan ketidakjelasan alur distribusi pupuk.

“Ada indikasi bahwa pupuk bersubsidi tidak sampai ke tangan petani yang benar-benar membutuhkan. Ini menunjukkan adanya celah dalam sistem distribusi yang harus segera diperbaiki,” tambah Salman.

Sebagai solusi, Salman mendorong PT Pupuk Indonesia untuk membuka akses data distribusi pupuk secara daring yang dapat diakses publik. Langkah ini dinilai akan meningkatkan akuntabilitas dan meminimalisir potensi penyalahgunaan.

Selain itu, Salman meminta pemerintah pusat untuk memperketat pengawasan distribusi pupuk bersubsidi, terutama di daerah-daerah penghasil pertanian seperti Kabupaten Garut. “Jangan sampai para petani, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, malah terpinggirkan akibat praktik yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Pernyataan Salman ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk organisasi tani lokal di Garut. Mereka berharap kritik ini menjadi awal perubahan yang lebih baik dalam tata kelola distribusi pupuk di Indonesia.

Dengan perhatian besar yang diberikan Salman terhadap nasib petani, diharapkan pemerintah dan PT Pupuk Indonesia dapat segera mengambil langkah konkret untuk menjawab berbagai permasalahan ini. Petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan tentu membutuhkan keberpihakan yang nyata dari semua pihak terkait.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(AAS)

Program Kerja Wamenkop Ferry Juliantono Pasca jadi Ketum IKA Unpad

0
Oplus_0

Wartain.com || Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono dikukuhkan sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Unpad (IKA Unpad) usai terpilih secara aklamasi. Ferry punya 4 program prioritas untuk Unpad.

Ferry dikukuhkan dalam Musyawarah Besar (Mubes) XI dan Reuni Akbar di Bandung. Ferry sendiri merupakan alumni S1 Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana S2 di Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengatakan.

Usai dikukuhkan, Ferry mengungkap ada empat program prioritas yang akan dijalankannya. Program pertama, UNPAD Carrer Center yang menjadi wadah bagi pengurus untuk melakukan inventarisasi potensi dari setiap alumni sehingga dapat menjadi wadah komunikasi yang baik antara mahasiswa aktif dengan alumni yang sudah bekerja.

“Program ini nantinya akan membantu alumni-alumni yang ada di BUMN, swasta, koperasi, NGO atau UMKM itu bisa meningkatkan kapasitasnya dan juga nanti diharapkan dapat menjadi tempat untuk membuka kesempatan pekerjaan bagi alumni-alumni Unpad yang baru lulus,” kata Ferry, Minggu (8/12/2024).

Program kedua, kehadiran IKA Unpad harus mampu menjadi pelopor bagi peningkatan soft skill mahasiswa yang masih aktif sehingga dapat menjadi peluang bagi mereka untuk bersaing dengan mahasiswa lain dari berbagai universitas. Untuk mewujudkannya, pihak kampus harus memberikan ruang bagi upaya pengembangan soft skill mahasiswa bekerjasama dengan IKA Unpad.

“Pengetahuan tentang soft skills ini menjadi bagian penting bagi lulusan Universitas Padjajaran untuk bisa menang dalam persaingan di lapangan pekerjaan dan menang dalam persaingan dengan sesama pencari kerja,” kata Ferry.

Ketiga menurut Ferry, IKA Unpad bertekad untuk mendorong terwujudnya Social Entrepreneurship sehingga akan semakin banyak mahasiswa menjadi pengusaha modern dan mampu bersaing di industri dan keempat IKA Unpad akan menjadi pelopor bagi terwujudnya ekonomi pancasila seperti koperasi.

“Pokoknya nanti akan banyak program-program yang tujuan besarnya adalah supaya IKA Unpad makin besar, makin berwibawa lagi, makin dihormati karena potensi alumni Unpad yang luar biasa,” terangnya.

Setelah dikukuhkan, pihaknya akan segera menggelar musyawarah untuk menentukan struktur organisasi secara utuh. Diharapkan pada Januari 2025 seluruh pengurus harian dari organisasi ini bisa dilantik secara resmi.

Dia juga memiliki komitmen untuk mendukung mewujudkan program pemerintahan Prabowo Subianto yaitu swasembada pangan, swasembada energi dan hilirisasi.

IKA Unpad, kata Ferry, membuka kesempatan yang luas bagi para alumni untuk menyumbangkan gagasan strategis demi terwujudnya program besar pemerintah.

“Kebetulan saya menjadi bagian dari kabinet Merah Putih yang ada di Kementerian Koperasi, jadi kita terbuka untuk menerima masukan, konsep-konsep maupun apa saja yang bisa diimplementasikan yang berasal dari Universitas Pajajaran termasuk ikatan keluarga alumni,” pungkasnya.

Raih Penghargaan

Ferry juga turut meraih penghargaan dalam ajang Anugerah Robby Djohan award dari Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad. Ferry dinilai memiliki dedikasi dalam membantu ekonomi mahasiswa Unpad.

“Saya sama sekali tidak menyangka (mendapatkan penghargaan) dan saya terima kasih Pak Nuri dan Fakultas Ekonomi BisnisUnpadatas penghargaan kepada saya karena dianggap punya pengaruh, punya andil terhadap ekonomi dan sosial,” kata Ferry.

“Jadi ini satu bukan hanya sekedar award tetapi penghargaan yang saya dapatkan ini harus menjadi modal membangun dan meneruskan cita-cita perjuangan serta dedikasi Pak Robby Djohan baik untuk Unpad dan maupun untuk negara ini,” ucapnya menambahkan.

Ferry bertekad mengoptimalkan keterampilan para mahasiswa Unpad melalui carrer center. Sehingga nantinya para mahasiswa bisa mudah mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha sendiri.

“Mudah-mudahan kolaborasi antara IKA Unpad dengan universitas nanti akan bisa mendorong kemampuan soft skills teman-teman mahasiswa dan mahasiswi sehingga bisa bersaing bahkan mengungguli alumni-alumni dari universitas-universitas yang lain,” katanya.

Di sisi lain, Ferry juga akan berupaya mengembalikan citra dan wajah koperasi untuk menjadi soko guru ekonomi nasional. Hal ini sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Pak Prabowo sendiri dedikasinya terhadap koperasi sedemikian besar, jadi perhatian beliau kepada Kementerian Koperasi juga sangat besar, semoga koperasi di Indonesia bisa mengejar ketinggalan dari badan usaha yang lain seperti BUMN atau badan usaha swasta,” kata Wamenkop Ferry.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(AAS)

Kepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Bencana Hidrometeorologi Basah di Kabupaten Sukabumi

0

Wartain.com || Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI, Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur Tahun 2024. Rakor berlangsung di Ruang Utama Pendopo Sukabumi, Minggu, 08/12/2024.

Rakor tersebut dihadiri langsung Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana Bupati Sukabumi H Marwan Hamami, Bupati Cianjur, serta pejabat tinggi lainnya.

Dalam arahannya, Suharyanto menyampaikan rakor tersebut bertujuan untuk menyatukan langkah-langkah dan tindakan supaya penanganan bencana alam bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.

Kepala BNPB meminta kepada Pemerintah Daerah agar fokus kepada penanganan akses jalan terputus dan tertimbun sehingga tidak ada masyarakat terisolir.

“Alhamdulillah untuk akses jalan terputus di wilayah Kabupaten Sukabumi sudah bisa dilalui namun tetap harus dengan ke hati-hatian, terimakasih kepada Bupati dan jajaran semua,” ungkapnya.

Selain itu, Suharyanto meminta kepada Pemda Sukabumi agar mengawal ketersediaan pasokan BBM jangan sampai tersendat.

“Kami minta kebutuhan masyarakat terdampak betul-betul bisa terlayani,” pintanya.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melibatkan 9 perangkat daerah untuk penanganan dampak bencana alam yang menimpa Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Diantaranya, BPBD, Dinkes, Dinas Bina Marga, Disperkim, Dinas SDA, Dinsos, Dinas ESDM, dan Satpol PP, dan Dishub.

Kepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Bencana Hidrometeorologi Basah di Kabupaten Sukabumi

“Kami harap BPBD Kabupaten/Kota lebih teliti terkait pendataan rumah rusak karena standar yang berbeda antara PU, BNPB, dan Daerah sehingga jangan sampai masyarakat merasa rumahnya rusak berat tapi ternyata di asesment tidak sesuai dengan data di lapangan,” singkatnya.

Sebelumnya, Bupati Sukabumi H Marwan Hamami menyampaikan data korban pasca hujan deras yang tak kunjung reda selama dua hari yang berdampak pada 39 Kecamatan dan 158 Desa. Terdiri dari 147 titik tanah longsor, 79 titik lokasi banjir, 25 titik angin kencang, dan 84 titik pergerakan tanah.

Kemudian, untuk korban terdampak sebanyak 3.252 KK, mengungsi 892 KK, terancam 440 KK, meninggal dunia 10 jiwa, luka-luka nol, dan masih dalam pencarian 2 jiwa. Berikutnya, 628 rumah rusak berat, 360 rusak sedang, 603 rusak ringan, 347 rusak terancam, dan 1080 rumah terendam.

Sarana rusak lainnya, yaitu 29 jembatan, 8 TPT, 11 saluran, 8 tempat ibadah, 13 sekolah, dan 15 bangunan lain.

“Fasilitas umum jalan 58 dan lahan sawah kurang lebih 47 hektare. Ini belum terdata semua karena ada beberapa Kecamatan yang akses PLN dan Internet masih terhambat,” terangnya.

Masih dikatakan Bupati Marwan Untuk BBM jenis pertalite sudah empat hari masuk ke wilayah terdampak dan informasi terakhir hari ini BBM di wilayah Purabaya berjalan normal,” terangnya

Saat ini, lanjut Bupati, dari Palabuhanratu menuju wilayah Pajampangan sudah bisa dilalui lewat jalan Bagbagan-Kiaradua dengan kendaraan kecil. Namun ada beberapa kecamatan yang belum bisa diakses secara baik, yakni Pabuaran, Tegalbuled, dan Purabaya.

“Yang lainnya alhamdulillah sudah berjalan dengan baik,”pungkasnya.

Di penghujung acara dilaksanakan penyerahan secara simbolis bantuan logistik dan peralatan tahap dua dari kepala BNPB Letjen TNI, Suharyanto kepada Bupati Sukabumi H. Marwan Hamami didampingi Pj Gubernur dan Sekda Jabar.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Dul)

Cerita Emah yang Tewas Tertimbun Longsor di Sukabumi Usai Beri Makan Ayam

0

Wartain.com || Nasib malang menimpa Emah (50) warga Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, Sukabumi. Ia menjadi salah satu korban tewas akibat bencana longsor yang terjadi di wilayah itu beberapa waktu lalu.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Gegerbitung, Hendera mengatakan, Emah awalnya sudah diungsikan ke rumah kerabatnya sebelum kejadian maut tersebut terjadi.

“Untuk kronologis kejadian awalnya itu pada 27 November waktu pemilihan (Pilkada) hujan terus menerus dan terjadi adanya retakan tebing dan berpotensi longsor. Saat itu kita pihak P2BK langsung ke lokasi karena sudah ada retakan dan longsoran kecil terus diberikan arahan untuk direlokasi atau diungsikan warga itu,” jelasnya, Minggu (08/12/2024).

Setelah mendapat himbauan dari petugas, Emah beserta 21 orang lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Saat itu warga yang sekarang rumahnya terimbun semua sudah mengamankan diri ke rumah saudaranya,” ucap Hendera.

Saat peristiwa longsor terjadi tepatnya pada Rabu (3/12/2024) Emah menyempatkan diri pulang ke rumahnya untuk memberi pakan kepada hewan yang ia ternak.

Namun nahas longsor kemudian terjadi yang menyebabkan rumah yang ia tempati tertimbun material longsor dengan Emah berada didalamnya.

“Saat kejadian longsor hari Rabu (03/12), rumah sudah kosong. Nah si ibu itu (korban tertimbun) pagi itu ke rumahnya untuk ngasih makan ayam, padahal si ibu waktu itu juga sudah mengungsi,” tuturnya.

“Kata anaknya, saat itu emang nggak ada tanda-tanda mau longsor. Jadi kejadiannya sekaligus longsor besar,” ungkapannya.

Pasca korban tertimbun longsoran, pihak P2BK dan petugas gabungan langsung melakukan evaluasi longsoran dibantu satu unit alat berat.

Dalam waktu pencarian selama 4 hari, Emah akhirnya dapat dievakuasi pada Sabtu (07/12) malam dengan kondisi sudah meninggal dunia.

Hendera menuturkan dalam upaya evakuasi korban petugas terkendala teknis, material longsor cukup tebal mencapai lebih dari 6 meter dan material longsoran cukup panjang dan lebar, sehingga membutuhkan waktu cukup lama.

“Selain itu, kendalanya juga hujan dan longsoran kecil masih terjadi dan akses jalan yang berukuran kecil. Makanya ini yang diturunkan alat beratnya yang ukuran kecil,” ucap Hendera.

Emah menjadi satu dari 10 korban meninggal akibat bencana di Sukabumi. Berdasarkan data Pusdalops PB BPBD Sukabumi hingga saat ini sebanyak 39 kecamatan terdampak bencana baik itu longsor, banjir bandang, dan pergerakan tanah.

Selain 10 korban tewas, terdapat dua orang lainnya yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang. Sementara itu bencana yang diakibatkan cuaca ekstrim tersebut berdampak kepada rusaknya 2.671 rumah.***(RAF)

Editor : Aab Abdul Malik

33 KK dan 103 Jiwa Masih Terdampak Bencana di Sukamaju

0

Wartain.com || Update data terkini dampak korban bencana longsor dan banjir di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Banyak korban yang terdampak akibat bencana longsor dan banjir di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar beberapa hari lalu.

Dari informasi yang didapatkan sebagian warga yang mengungsi sudah kembali dan menempati rumahnya.

“Saat ini ada 33 KK 103 Jiwa karena mereka sudah sebagian pulang ke rumahnya. Kemarin itu banyak yang tidak terdampak juga ikut ngungsi karena mereka ketakutan terkena dampak bencana tersebut,” kata Sudarmat Daco
P2BK Kecamatan Cikembar, Minggu 08/12/2024 melalui pesan whatsapp.

“Tapi sebagian ada juga yang mengungsi di SD Sukamaju,” tambahnya singkat.

Diketahui Desa Sukamaju pun mendapatkan perhatian dan kunjungan dari beberapa pemerintah termasuk Wapres, PJ Gubernur, Bupati Sukabumi, BMKG Pusat, Forkopimcam dan lainnya.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Intan)

Diduga Hendak Melakukan Tawuran, 11 Pemuda Diamankan Polisi 

0

Wartain.com || Polisi menangkap sebelas remaja yang sedang kumpul kumpul di wilayah Desa Sukasari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung Mereka ditangkap saat diduga hendak melakukan tawuran.

“Awalnya piket patroli Polsek Pameungpeuk Polresta Bandung Polda Jabar sedang melakukan patroli dan membubarkan anak anak remaja yang diduga hendak lakukan tawuran,” kata Kapolsek Pameungpeuk AKP Asep Dedi. SH dalam keterangannya, Minggu (8/12/2024)

Peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 21.00 WIB tadi. Pihak kepolisian kemudian mengamankan sebelas orang remaja tersebut.

“Mereka mengaku kelompok Southern (Bandung Selatan) dan berikut barang bukti berupa 1 buah golok yang ditemukan Anggota Polisi di salah satu pemuda tersebut,” ucapnya.

Pihak kepolisian kemudian membawa remaja tersebut ke Mako Polsek Pameungpeuk Mereka lalu diperiksa guna penyelidikan lebih lanjut.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa remaja tersebut rata rata masih berusia 15-16 tahun

Lebih lanjut Kapolresta Bandung Kombes Pol Dr Kusworo Wibowo melalui Kapolsek Pameungpeuk AKP Asep Dedi SH menjelaskan bahwa Polsek Pameungpeuk kemudian memberikan pembinaan kepada kesebelas remaja tersebut. Orang tua/wali dari remaja itu dipanggil ke kantor polisi untuk sama sama memberikan pembinaan dan tidak melakukan perbuatan yang sifatnya melanggar hukum.***

Foto : Ape

Editor : Aab Abdul Malik

(Ape/Biro Ciamis)

Wamensos RI Kunjungi Penyintas Bencana di Sukabumi, Salurkan Bantuan Senilai Rp2 Miliar

0

Wartain.com || Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia (Wamensos RI) Agus Jobo Priyono mengunjungi para penyintas bencana pergeseran tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Sukabumi pada Sabtu (7/12/2024).

Sebelumnya Kementerian Sosial telah mendirikan tenda pengungsian di wilayah tersebut, dan kedatangan Wamensos untuk memastikan kenyamanan dan kondisi para pengungsi.

“Yang jelas kedatangan saya di sini memastikan dulu pada saat masa tanggap darurat ini masyarakat yang mengungsi kebutuhannya bisa terpenuhi,” kata Agus.

Agus mengungkapkan Kemensos akan terus melakukan evaluasi terhadap penanganan bencana. Jika ada kebutuhan logistik, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebagai garda terdepan Kementerian Sosial akan segera melakukan asesmen. Selain itu, ada juga Sentra Phalamarta Sukabumi yang siaga membantu penanganan bencana di Sukabumi.

“Begitu ada laporan baru, maka kami akan segera melakukan asesmen,” ujar Agus.

Tak lupa Wamensos pun memberikan sejumlah bantuan kepada para korban berupa berupa makanan siap saji, makanan anak, selimut, kasur, tenda gulung, tenda serbaguna, tenda keluarga, family kit, kids ware, toilet portable, velbed, lauk pauk siap saji, sandang dewasa, dan sandang anak. Selain itu, ada juga bangan kontak dan snack anak, bantuan paket sembako, bantuan air mineral dan susu UHT. Seluruh bantuan tersebut bernilai total lebih dari Rp2 miliar.

Selain tenda pengungsian, Kemensos juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Kemensos mendirikan dapur umum di beberapa titik seperti Desa Sukamaju, Desa Datarnangka, dan SDN Neglasari, Kecamatan Kalibunder.

Hingga saat ini total pengungsi di Desa Sukamaju berjumlah sekitar 299 jiwa dan yang dilaporkan mengalami kerusakan sebanyak 40 rumah.

Sementara itu secara keseluruhan sebanyak 39 kecamatan di Sukabumi terdampak bencana imbas dari cuaca ekstrim. Bencana yang melanda meliputi pergerakan tanah, longsor, hingga banjir bandang.

Data Pusdalops PB BPBD Sukabumi menyebut 4.892 jiwa mengungsi dan 1.245 rumah dilaporkan rusak. Selain itu bencana juga memakan 8 korban jiwa dan 4 orang lainnya masih dinyatakan hilang.***(RAF)

Editor : Aab Abdul Malik

Logistik Bantuan Kemanusiaan Korban Terdampak Bencana Alam di Kecamatan Simpenan Mulai Berdatangan  

0

Wartain.com || Logistik bantuan untuk korban bencana banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Simpenan terus berdatangan pasca hujan deras yang tak kunjung reda selama dua hari terakhir. Bantuan tersebut berupa paket sembako, pakaian, dan lainnya.

Hal itu disampaikan Sekretaris Kecamatan Simpenan, Asep Hudri, di Kantor Kecamatan Simpenan, Sabtu, 07/12/2024.

Sekmat mengatakan, pasca terjadinya bencana alam bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak langsung disalurkan ke titik-titik penampungan pengungsi di sekitar lokasi kejadian.

“Jadi setiap bantuan yang diterima posko induk langsung kami didistribusikan para petugas posko secara merata kepada para korban bencana alam,” jelasnya.

Hingga saat ini, bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan, obat-obatan dan pakaian masih terus mengalir dan ditampung di posko induk untuk selanjutnya didistribusikan kepada para korban.

Logistik Bantuan Kemanusiaan Korban Terdampak Bencana Alam di Kecamatan Simpenan Mulai Berdatangan

“Hari kemarin saja kami menerima bantuan dari Dandim, dan relawan Hary Tanoe langsung kita salurkan kepada korban terdampak,” ujarnya.

Saat malam itu terjadi bencana di daerah setempat, pemerintah provinsi dan kabupaten langsung menyalurkan logistik yang dibutuhkan para korban, seperti bahan makanan, pakaian, selimut, dan tenda.

“Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Forkopimcam Simpenan langsung menyalurkan logistik yang dibutuhkan para korban, seperti bahan makanan, pakaian, selimut, dan tenda,”jelasnya.

Sekmat menuturkan saat ini bantuan masih terus berdatangan dan akan segera didistribusikan kepada korban terdampak dengan tepat sasaran.

“Saat ini bantuan masih terus berdatangan, dan Forkopimcam berkolaborasi dengan unsur terkait masih berjibaku melakukan proses evakuasi akses jalan Simpenan-Kiaradua,” tandasnya.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Dul)

Dari Diam Menjadi Suara: Menghadapi Epidemik Kekerasan Seksual

0
Oplus_0

Oleh: Hana Muhamad/ Ketua Umum Kohati Badko HMI Jawa Barat

Wartain.com || Di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman, ada satu isu yang masih tersembunyi di balik tembok keheningan masyarakat kita. Kekerasan seksual, layaknya gunung es, hanya menampakkan sebagian kecil dari realitas yang sebenarnya.

Data Kementrian PPA tahun 2024 mencatat lebih dari 25.000 kasus, dengan Jawa Barat menjadi peringkat pertama dengan jumlah kasus lebih dari 2.429, namun ini hanyalah puncak dari gunung es yang jauh lebih besar.

Bayangkan, untuk setiap kasus yang dilaporkan, ada sepuluh kasus lain yang tetap tersembunyi dalam kesunyian, terbenam dalam rasa takut, malu, dan ketidakberdayaan.

Kekerasan seksual bukanlah fenomena yang muncul begitu saja. Ia tumbuh dari akar budaya patriarki yang telah berabad-abad tertanam dalam masyarakat kita.

Seperti pohon beringin yang akarnya menembus jauh ke dalam tanah, begitu pula sistem patriarki telah mencengkeram berbagai aspek kehidupan sosial kita.

Survei mengejutkan dari Lentera Sintas Indonesia mengungkapkan bahwa 6 dari 10 perempuan pernah mengalami pelecehan seksual, namun yang lebih menyedihkan, hanya satu yang berani bersuara. Ini bukan sekadar angka, ini adalah kisah nyata tentang ketakutan, trauma, dan perjuangan yang tak terkatakan.

Bayangkan sebuah batu yang dilemparkan ke kolam yang tenang, riak-riaknya akan menyebar jauh melampaui titik jatuhnya. Begitu pula dampak kekerasan seksual. Riset terkini menunjukkan bahwa 85% korban mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), sebuah kondisi yang mengubah cara otak memproses trauma dan ketakutan.

Depresi berat menjangkiti 75% korban, sementara 60% hidup dengan kecemasan kronis yang menggerogoti kualitas hidup mereka sehari-hari. Lebih menyedihkan lagi, 40% korban terpaksa meninggalkan pendidikan atau pekerjaan mereka, memutus rantai kesempatan dan potensi yang seharusnya bisa mereka raih.

Perubahan nyata membutuhkan lebih dari sekadar kebijakan tertulis, ia membutuhkan gerakan kolektif yang menggetarkan fondasi sosial kita.

Program-program pencegahan telah menjangkau 2 juta remaja, menanamkan pemahaman tentang consent dan kesetaraan gender. Ini adalah investasi untuk masa depan, membangun generasi yang lebih sadar dan berani melawan ketidakadilan.

Kita berada di titik kritis dalam sejarah perjuangan melawan kekerasan seksual. Setiap suara yang berani bicara adalah retakan pada tembok keheningan yang selama ini membelenggu.

Setiap tindakan, sekecil apapun, adalah langkah menuju perubahan yang lebih besar. Mari bersama-sama mengubah paradigma dari “mengapa korban diam” menjadi “mengapa kita tidak lebih keras bersuara?”

Karena pada akhirnya, perubahan tidak datang dari menunggu, ia datang dari keberanian untuk bersuara, bertindak, dan berjuang bersama. Inilah saatnya kita semua menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat dari epidemik yang telah terlalu lama merenggut martabat dan masa depan saudari-saudari kita.***

Foto : ilustrasi/Pixabay

Editor : Aab Abdul Malik

(Redaksi)