Oleh: Mahfud MD, Ketua Dewan Pakar MN KAHMI
Wartain.com || Sambil berkontemplentasi dalam Milad Ke 75 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) —5 Pebruari 2022– ini saya punya catatan ringan tentang Hymne HMI.
Akhir-akhir ini kalau ada upacara resmi HMI saat menyanyikan Hyme HMI ada perbenturan kata pada bait kedua utk kalimat “Turut Qur’an dan Hadits”. Selain ada yg menyanyi dgn khyusyu’ memfrasakan “Turut Qur’an dan Hadits” ada juga yg memfrasakan “Turut Alqur’an Hadits”. Jadinya agak kacau, tidak seragam.
Pertamakali saya dengar kalimat “Turut Alqur’an Hadits” itu pada akhir tahun 2019 saat acara Jalan Sehat di Pontianak (KAHMI Kalbar). Saat itu sdh saya sampaikan bhw frasa “Alqur’an Hadits” itu salah, baik dari segi sejarah lagunya maupun dari segi kaidah Bahasa Arab.
Yang benar adalah dalam lagu aslinya yakni ketika sejak masuk HMI dulu kita selalu menyanyikannya yaitu “Turut Qur’an dan Hadits”.
Saya tidak tahu kapan dan siapa yang berkreasi mengubah menjadi “ Turut Alqur’an Hadits”. Dari segi kaidah Bhs. Arab kalimat itu salah karena begini:
1. Qur’an dan Hadits dalam frasa asli itulah yg benar karena kalimatnya adalah kalimat setara, sama-sama menggunakan nakirah. Kalau kata Qur’an diganti dgn kata “Alqur’an” maka kata Hadits juga harus diganti dgn kata “Alhadits” sehingga menjadi “Turut Alqur’an dan Alhadits” sehingga sama-sama makrifah (sama-sama ditambah al).
2. Yang lebih fatal adalah perubahan makna dari perubahan frasa tsb. Frasa “Alqur’an Hadits” itu bersusunan ‘mubtada’ – khabar’ sehingga artinya dlm bahasa Arab adalah “Alqur’an adalah Hadits”. Di titik ini kesalahan frasa itu terlihat karena menyebut Alqur’an adalah Hadits. Padahal Alqur’an bukan Hadits, tak boleh bilang “Alqur’anu haditsun” dlm susunan “mubtada’ – khabar”.
Alqur’an adalah wahyu Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril dgn kalimat asli. Sedangkan Hadits adalah wahyu Allah yg kalimatnya disusun atau diucapkan sendiri oleh Nabi (wamaa yanthiqu anil hawaa in huwa illaa wahyun yuuhaa). Oleh sebab itu matan hadits itu sering berbeda, meskipun isinya sama. Kalau Qur’an tak pernah dan tak boleh ada perbedaan dari frasa aslinya.
Selain itu dari sudut hierarki syariah (dlm ilmu hukum dikenal Stuffenbautheorie) kedudukan Qur’an itu di atas Hadits (spt dikonfirmasi oleh Nabi ketika mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman).
Mohon maaf saya berkeyakinan bahwa yang benar di bait kedua “Hymne HMI” itu adalah frasa asli dari pencipta lagu dan liriknya yakni “Turut Qur’an dan Hadits”, bukan “Turut Alqur’an Hadits”. Selain salah dari sudut sejarah frasa “Turut Alqur’an Hadits” itu salah fatal dari sudut kaidah Bahasa Arab.
Maaf, saya bukan mau sok tahu, tapi jangan sampai HMI ditertawai dalam urusan kaidah bahasa yang sesederhana ini. Di KAHMI dan HMI banyak ahli bahasa Arab, misalnya, Pak Najah.
Yakusa.***
Foto : Dok. Pribadi
Editor : Aab Abdul Malik
(Redaksi)