26.7 C
Jakarta
Senin, Mei 12, 2025

Latest Posts

Cintaku Bersamamu: Telaah Spiritualitas dan Pemikiran Ali Syariati, Membangun Masa Depan Islam

Oleh: Dzikri Nur/Pengamat Sosial Keaganaan

Pengantar Kesadaran

Wartain.com || Buku ini bukan sekadar paparan politik atau gagasan sosial. Ia adalah jeritan ruhani dari seorang pemikir revolusioner yang menggugah hati umat untuk kembali kepada makna Islam yang sejati—Islam sebagai kekuatan pembebas dari segala bentuk penindasan dan kejumudan.

John L. Esposito, dalam pengantar karyanya, mengakui Syariati sebagai tokoh yang menyatukan kesadaran modern dengan ruh keislaman. Ia tidak hanya menyerukan perubahan, tapi menyalakan bara cinta dan tanggung jawab di dada umat.

Telaah Bab per Bab (Rangkuman Awal)

1. Islam sebagai Ideologi Pembebasan
Syariati tidak melihat Islam sebagai sekadar ritual. Islam adalah sistem hidup yang membebaskan manusia dari perbudakan: baik itu penjajahan asing, kapitalisme, maupun otoritarianisme keagamaan. Ia menyeru pada tauhid—bukan hanya sebagai doktrin ketuhanan, tapi sebagai prinsip penolakan terhadap segala bentuk tirani.

2. Tanggung Jawab Intelektual Muslim
Umat Islam harus memiliki kesadaran sejarah dan tanggung jawab sosial. Intelektual, bagi Syariati, adalah mereka yang sadar, gelisah, dan berjuang demi masyarakatnya. Bukan yang tunduk pada kekuasaan, melainkan yang membangkitkan suara nurani rakyat.

3. Kritik terhadap Ulama Tradisional dan Barat Sekuler
Syariati tajam dalam mengkritik dua ekstrem: para ulama yang membiarkan Islam dibekukan dalam bentuk-bentuk kaku, serta para intelektual modern yang kehilangan ruh keimanan. Ia mengajukan jalan tengah: Islam progresif yang bersumber dari wahyu, tapi aktif membebaskan dan memimpin perubahan sosial.

4. Islam dan Masa Depan Dunia
Islam bukan hanya milik masa lalu, melainkan harapan masa depan. Tapi masa depan itu hanya akan lahir bila umat Islam keluar dari tidur panjang, menghidupkan kembali semangat awal Islam: keadilan, kasih sayang, dan perjuangan untuk kemanusiaan.

Makna Cinta dalam Pemikiran Syariati

Cinta dalam Islam, bagi Syariati, bukan cinta yang lemah lembut tanpa daya. Tapi cinta yang melahirkan pengorbanan. Cinta yang membuat Bilal bertahan di bawah batu, yang membuat Husein menolak tunduk pada Yazid. Cinta kepada Tuhan adalah bahan bakar revolusi batin dan sosial.

Refleksi untuk Umat:

Sudahkah kita menjadikan Islam sebagai kekuatan yang membebaskan dan memuliakan manusia?

Apakah kita masih memisahkan Islam dari perjuangan sosial?

Di manakah posisi kita: sebagai penonton sejarah atau pembentuk masa depan? (***)

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(Dul)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.