26.7 C
Jakarta
Senin, Desember 9, 2024

Latest Posts

Dianggap Buruk Dalam Kinerja, Pekerja Gen Z ini Banyak Dipecat Perusahaan Besar

Wartain.com || Belakangan, ada fenomena yang trendy atas kinerja para karyawan.  Sorotan tersebut tertuju kepada pekerja yang notabene masih kaum milenial atau generasi Z. Banyak yang menyebut cara kerja mereka berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya.

Tidak sedikit pula yang menganggap cara kerja Gen Z kurang cocok dengan budaya perusahaan. Baru-baru ini, laporan Intelligent atau platform konsultasi pendidikan dan karier bahkan mengungkap bahwa banyak karyawan Gen Z yang justru dipecat oleh perusahaan karena cara bekerja mereka.

Menurut data, sekitar enam dari 10 perusahaan yang disurvei melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini. Beberapa alasan yang disebutkan di balik keputusan ini antara lain adalah kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.

Alasan perusahaan memecat karyawan Gen Z

Berdasarkan data yang diperoleh, berikut 10 alasan mengapa perusahaan memecat karyawan Gen Z:

1. Kurangnya motivasi atau inisiatif sebesar 50 persen
2. Kurangnya profesionalisme sebesar 46 persen
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk 42 persen
4. Keterampilan komunikasi yang buruk sebesar 39 persen
5. Kesulitan menerima feedback 38 persen
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan sebesar 38 persen
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk adalah 34 persen
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai sebesar 31 persen
9. Ketidakcocokan budaya sebesar 31 persen
10. Kesulitan bekerja dalam tim sebanyak 30 persen

Perbedaan Gen Z vs Milenial di Tempat Kerja, Siapa yang Lebih Tangguh?

Menurut kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, Huy Nguyen, banyak karyawan yang baru bekerja untuk pertama kalinya setelah lulus dari perguruan tinggi. Banyak dari mereka belum siap menghadapi tuntutan dan budaya kerja.

“Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri,” kata Huy Nguyen, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Euronews.

Dalam survei juga dilaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan mengelola beban kerja, sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas. Sementara itu, laporan terpisah dari bulan April menemukan bahwa pekerja Gen Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja mereka.

Survei lain yang dilakukan oleh Resume Templates menyebutkan bahwa 70 persen karyawan ini mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja. Sedangkan, 25 persen lainnya membawa orang tua mereka ke tempat wawancara, dan banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.***

Foto : Istimewa

Editor : Aab Abdul Malik

(SRM)

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.