Wartain.com || Jeruk Garut, yang dikenal sebagai salah satu ikon Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini semakin populer di kalangan masyarakat lokal dan nasional.
Jeruk Garut, yang bernama Latin Citrus Nobilis Var. Chrysocarpha ini, diyakini sudah hadir dari beberapa abad yang lalu. Eksistensinya menasional, hingga diperkenalkan ke Eropa oleh Belanda di masa penjajahan.
Berasal dari Kampung Cibolerang, jeruk ini memiliki sejarah panjang dan telah ditetapkan sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional pada 22 Juni 1999.
Jeruk Garut, yang juga dikenal dengan nama Jeruk Keprok Garut, memiliki rasa manis dan aroma khas yang membuatnya diminati.
Jeruk Garut telah dikenal sejak abad ke-17, saat itu dikenal sebagai Jeruk Siam. Pada masa pemerintahan Kesultanan Cirebon, jeruk ini menjadi komoditas perdagangan penting di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kini, Kabupaten Garut menjadi sentra utama produksi jeruk di Jawa Barat, menyuplai 63 persen dari total produksi jeruk provinsi tersebut.
Potensi Agrowisata, Pemerintah Kabupaten Garut terus berupaya mengembangkan jeruk Garut sebagai komoditas strategis, termasuk dalam sektor agrowisata. Dengan potensi agroklimat yang mendukung dan semangat petani yang tinggi, jeruk Garut diharapkan dapat bersaing dengan produk jeruk yang lainnya.
Dilansir dari laman resmi milik Pemkab Garut, Garutkab.go.id, dalam sebuah artikel yang berjudul Jeruk Garut, dinyatakan jika Jeruk Garut berjaya setidaknya hingga pada akhir tahun 1980 an.
“Pada tahun 1987, populasi jeruk masih tercatat 1,3 juta pohon yang tersebar di lahan seluas kurang lebih 2,6 ribu hektare dengan jumlah produksi yang dihasilkan kurang lebih 26 ribu ton per tahun,” tulis artikel tersebut.
Tapi sayang, eksistensi Jeruk Garut kemudian terus mengalami penurunan sejak momen itu. Di tahun 1992, di Kabupaten Garut hanya ada sekitar 52 ribu pohon lagi yang tersisa.
Menurunnya populasi Jeruk Garut secara ekstrem ini, mulanya dipicu letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982. Abu dari letusan gunung tersebut, merusak tanaman jeruk hingga akhirnya mati.
Keadaan itu, kemudian diperparah dengan munculnya wabah penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang bersumber dari bakteri bernama Lybers Bacteria Aniticum. Penyakit ini, ditularkan melalui serangga sejenis kutu loncat jeruk.
Sejak saat itu, Jeruk Garut perlahan mulai melemah. Jeruk Garut yang tadinya jadi primadona masyarakat, mulai tergeser dengan hadirnya Jeruk Siem hingga jeruk-jeruk impor seperti Jeruk Mandarin.
Akan tetapi, kehadiran produk jeruk dari luar, sebenarnya tidak mempengaruhi minat konsumen untuk menikmati aroma dan khas jeruk Garut, yang memang sangat berbeda.***
Foto : Salman
Editor : Aab Abdul Malik
(Salman/Biro Garut)