Wartain.Com, Bandung || Sejumlah tokoh adat dan budayawan nasional serta Jawa Barat, pada 21 Agustus 2023 di Hotel Grand Preanger Jl. Asia Afrika 81 Kota Bandung, Jawa Barat, sukses melangsungkan sawala berupa Focus Group Discussion (FGD), dengan tajuk ‘Gerakan Nasional Bumikan Trisakti, Energi Spritual Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, Selamatkan Universitas Trisakti jadi PTNBH, Laksanakan semua amanah Ir. Soekarno’.
“Saya berharap konsep Trisaksi itu jangan menjadi jargon politik belaka. Kan, yang ada di depan mata sederhana saja ya? Kalau bicara kemandirian ekonomi, kita tidak bicara secara substantif. Contoh, pada pasal 33 ayat 2 dan 3 kebanyakan ditafsirkan hanya sekedar ilusi. Nah, supaya tidak terjadi secara ilusi itu, diadakanlah FGD ini,” papar Eros Djarot yang dikenal sebagai budayawan dan politikus Indonesia.
Lebih lanjut masih kata Kang Eros Djarot panggilan akrab di Tanah Pasundan, menilik pada momen FGD ini yang dianggapnya sebagai sesuatu yang penting, salah satunya demi melangsungkan pewarisan nilai-nilai dari para founding father atau Bapak Bangsa kita:
“Nah, dari FGD ini kami semakin yakin, kembali hadir semangat baru lebih mencintai Indonesia, sekaligus muncul semangat saling melengkapi. Saya sendiri sampai saat ini, masih belajar …” ujarnya dengan nada low profile.
Pantauan dalam jalannya FGD dari sekitar 50-an peserta FGD, tampak di antaranya elemen masyarakat dari Forum Diskusi Sinergi Indonesia (FDSI), Gerakan Bhineka Nusantara (GBN), Gerakan Masyarakat Bumikan Trisakti, Komunitas Jawa Barat Sejati (KJS), dan unsur masyarakat lainnya.
Sementara para tokoh yang hadir selain nara sumber Eros Djarot, juga tampak Dr. Abdi Yohana, Dr. Virna Sulfitri, Ikbal SH, MH, Avi Tauvik, Gingin Akil, berikut dr. Andi Talman Nitidisastro selaku keynote speaker FGD dipandu moderator Bob Rangelawe tokoh pergerakan nasional.
Diakui menurut Andi Talman, proses yang terjadi dalam FGD ini, dari semua nara sumber dan para penanggap, seluruh pendapatnya akan dicatat dan dirumuskan untuk disampaikan kepada Presiden RI, sebagai bahan perbaikan menuju Indonesia Emas 2045, diantaranya:
“Contoh kecil, sistem ekonomi kita saat ini masih jauh dari rasa keadilan. Ini seperti yang tertuang dalam konsep Tri Sakti dari Bapak Bangsa kita,” ujarnya dengan menambahkan – “Banyak hal tadi, diungkap secara tajam, amatilah penerapan koperasi di negara kita. Petani itu, seharusnya bisa lebih sejahtera, pun BUMN tidak boleh semata berazaskan profit oriented,” terangnya.
Sementara itu Aam Abdusalam selaku Ketua Penyelenggara FGD merupakan tokoh aktivis pergerakan 98 Bandung berharap momentum para tokoh ini dari pembahasan yang berlangsung serius dan mendalam,“kembali bisa menumbuhkan enerji spiritual bangsa, demi menuju Indonesia Emas 2045 mendatang.”
Secara terpisah duo peserta FGD pasangan masing-masing Budi Radjab yang dikenal sebagai staf pengajar jurusan Antropologi Fisipol Unpad, menanggapi dengan kritis sebagai bahan evaluasi tajam atas kebobrokan sistem atau tata kelola ekonomi berbasis koperasi dan UMKM di negara kita:
“Intinya, sistem ekonomi koperasi kita itu teu baleg (tak becus – red), semuanya jauh panggang dari api. Ya sangat jauh dari sistem ekonomi mandiri seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Bangsa Kita Ir. Soekarno, termasuk Bung Hatta. Makanya, tadi saat FGD ini kami kritisi secara mendalam, tujuannya demi perbaikan ke depan secara segera, tak boleh ditunda lagi,” tegas Budi Radjab.
Dr.Virna Sulfitri menyampaikan sebagai wujud nyata gerakan dalam membangun kemandirian berdikari dalam bidang ekonomi aplikasi dari Trisakti dengan keberpihakan negara dalam memajukan UKM dan Koperasi serta mengoptimalkan peran perguruan tinggi hadir membantu dan memfasilitasi peningkatan kualitas SDM UKM dan Koperasi mampu bersaing ditengah perkembangan ekonomi global saat ini, pungkasnya.
(Aab, Aji)