Wartain.com || Pemerintah Kota Sukabumi membuka ruang kolaborasi strategis dengan para profesional teknik guna memperkuat kualitas pembangunan infrastruktur. Hal ini terungkap dalam audiensi Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, bersama jajaran Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Senin (14/4/2025), di Ruang Utama Balai Kota.
Didampingi Wakil Wali Kota Bobby Maulana, Ayep Zaki menyampaikan pentingnya pendekatan berbasis keilmuan dalam setiap tahapan pembangunan. Ia menilai keterlibatan para insinyur profesional menjadi kunci dalam menjawab tantangan besar pembangunan kota, terutama dalam merancang infrastruktur yang efisien, berkualitas, dan tahan lama.
“Kita butuh perencanaan yang realistis dan kuat secara keilmuan. Jangan sampai dari titik nol sudah salah. Itu bisa berdampak jangka panjang,” tegas Ayep.
Ia menyebut, kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur secara keseluruhan bisa mencapai Rp4,4 triliun, atau sekitar Rp800 miliar per tahun jika dibagi dalam lima tahun. Namun menurutnya, besarnya angka tersebut harus diimbangi dengan hasil yang optimal dan bertahan lama.
“Jalan yang dibangun, misalnya, harus punya jaminan daya tahan lima tahun. Tapi harganya juga harus tetap efisien. Itu hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang benar-benar memahami konstruksi,” ujarnya.
Ayep juga menyampaikan komitmennya untuk melibatkan PII secara aktif dalam forum-forum strategis pembangunan kota. Ia menegaskan bahwa kebijakan pembangunan tidak boleh dilepaskan dari pandangan teknis yang tepat.
“Saya ingin Kota Sukabumi menjadi kota terbaik dalam pengelolaan lingkungan, sanitasi, pendidikan, hingga kesehatan. Untuk itu, kolaborasi antara birokrat dan teknokrat sangat penting,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, PII menyatakan kesiapan mereka untuk berkontribusi lebih jauh, bahkan secara sukarela, dalam mendukung pembangunan Kota Sukabumi.
“Hari ini adalah momentum strategis. Kami siap menghibahkan potensi dan keahlian kami untuk percepatan pembangunan di Kota Sukabumi,” ujar perwakilan PII.
Audiensi ini menjadi titik awal sinergi antara pemerintah daerah dan komunitas insinyur, yang diharapkan mampu mempercepat terwujudnya pembangunan kota yang berkelanjutan, efisien, dan berbasis ilmu pengetahuan.***(RAF)
Editor : Aab Abdul Malik
