Wartain.com || Sejumlah pakar astronomi belum lama ini berhasil membuktikan teori relativitas umum yang dikemukakan fisikawan Albert Einstein mengenai area black hole atau lubang hitam.
Teori relativitas yang disusun Einstein menjadi gagasan yang paling revolusioner dalam sejarah dan menjadi lompatan besar atas hukum gravitasi yang sebelumnya digagas oleh Sir Isaac Newton pada 1687.
Lalu, apa sebetulnya teori relativitas yang disusun Einstein?
Michael Turner, Direktur Institut Kavli untuk Fisika Kosmologis, mengatakan Einstein percaya bahwa ruang dan waktu tidak ajeg, melainkan fenomena yang fleksibel, relatif, dan dinamis sebagaimana proses alam semesta lainnya.
“Terdapat lengkungan ruang dan waktu (spacetime warp), dan itu adalah cara yang sama sekali baru dalam memandang gravitasi,” kata Turner, melansir AFP.
Melalui teori ini, Einstein menjelaskan hukum fisika akan selalu sama dan konstan di mana pun. Akan tetapi, sesuatu yang terjadi pada ruang dan waktu yang membuatnya berbeda.
Melalui pandangan yang berbeda akan menghasilkan ruang dan waktu kejadian secara berbeda pula. Semua hal tersebut sifatnya relatif.
Ruang dan waktu terjalin menjadi sebuah kontinum tunggal yang dikenal sebagai ruang-waktu (spacetime). Peristiwa yang terjadi pada saat yang sama untuk satu pengamat dapat terjadi pada waktu yang berbeda untuk yang lain.
Einstein membagi teori relativitas menjadi dua, yakni teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Berikut rinciannya.
Relativitas khusus
Einstein lebih dulu mempublikasikan teori relativitas khusus pada 1905. Relativitas khusus menjelaskan tentang bagaimana kecepatan mempengaruhi massa, waktu dan ruang.
Teori ini mencakup cara bagi kecepatan cahaya untuk mendefinisikan hubungan antara energi dan materi – sejumlah kecil massa (m) dapat dipertukarkan dengan sejumlah besar energi (E), seperti yang didefinisikan oleh persamaan klasik E = mc2.
Mengutip Space, relativitas khusus berlaku untuk kasus-kasus “spesial”, karena sebagian besar digunakan saat membahas energi besar, kecepatan ultra-cepat dan jarak astronomi, semua tanpa komplikasi gravitasi.
Einstein secara resmi menambahkan gravitasi ke dalam teorinya pada tahun 1915, dengan publikasi makalahnya tentang relativitas umum.
Ketika sebuah objek mendekati kecepatan cahaya, massa objek menjadi tak terbatas dan begitu pula energi yang dibutuhkan untuk menggerakkannya.
Itu berarti tidak mungkin ada benda yang bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Batas kecepatan kosmik ini mengilhami dunia fisika dan fiksi ilmiah yang baru, ketika orang mempertimbangkan perjalanan melintasi jarak yang sangat jauh.
Relativitas umum
Teori yang disempurnakan Einstein pada tahun 1915 ini adalah berisi pemahaman tentang bagaimana gravitasi mempengaruhi tatanan ruang-waktu, di mana ruang dan waktu saling berhubungan erat namun sebenarnya tidak dipengaruhi oleh gravitasi.
Elena Giorgi, asisten profesor matematika di Universitas Columbia, menjelaskan bahwa relativitas umum adalah teori fisika tentang ruang dan waktu yang memiliki deskripsi matematis.
Menurut relativitas umum, ruang dan waktu adalah objek 4 dimensi yang harus mematuhi sebuah persamaan, yang disebut persamaan Einstein, yang menjelaskan bagaimana materi melingkari ruang dan waktu.
“Relativitas umum menjelaskan gravitasi, dan dalam teori ini, gravitasi sebenarnya bukan lagi sebuah “gaya”. Medan gravitasi muncul dari gambaran relativitas umum sebagai akibat dari ruang waktu yang melengkung,” kata Elena.
Berdasarkan keterangan NASA, Einstein menghabiskan satu dekade untuk membuktikan bahwa benda-benda berukuran sangat besar yang berada di luar angkasa mampu membengkokkan struktur ruang-waktu.
Sebuah objek besar seperti Matahari dapat membengkokkan struktur ruang-waktu dengan gravitasinya, sehingga cahaya tidak lagi bergerak dalam garis lurus saat melewati Matahari.***
Foto : Shutterstock
Editor : Aab Abdul Malik
(Redaksi)
