Wartain.com || Kerusakan parah pada saluran irigasi di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, membuat jajaran Forkopimcam Cikembar turun langsung ke lapangan, Senin (7/7/2025).
Dari informasi yang dihimpun tercatat ada tiga titik utama yang mengalami kerusakan serius dan belum diperbaiki hingga saat ini.
Plt Camat Cikembar, Leni Nurliah, bersama Kepala Desa Sukamaju Diran, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tampak hadir dalam peninjauan lokasi kerusakan.
Mereka menyampaikan keprihatinan sekaligus dorongan kepada pemerintah agar segera menuntaskan perbaikan.
“Kondisi irigasi yang jebol ini sangat luar biasa. Jika tidak segera diperbaiki, tentu akan menghambat pertanian warga, yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat Desa Sukamaju,” kata Leni kepada awak media
Ia menjelaskan bahwa proposal perbaikan irigasi sebenarnya sudah diajukan sejak tahun lalu dan kini telah masuk dalam program prioritas Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Saat ini, menurutnya, proyek tersebut tengah dalam proses tender.
“Kami dorong terus agar dinas terkait segera mengeksekusi karena ini kebutuhan sangat krusial. Jika air bisa kembali mengalir, petani pun bisa kembali bercocok tanam secara normal,” ujarnya.
Irigasi ini, lanjut Camat Leni, bersumber dari aliran Sungai Cicatih yang dialirkan melalui PT Bias. Saat ini, sistem pengairan diterapkan secara buka-tutup untuk menghindari risiko bencana ketika hujan deras.
Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju, Diran Bachari, mengatakan bahwa sejak awal Juni 2023 pihak desa sudah mengusulkan perbaikan. Informasi terbaru menyebutkan anggaran telah dialokasikan dan proses lelang sudah berjalan pada Juni 2025.
“Mudah-mudahan awal Juli ini sudah mulai dikerjakan. Warga pun sudah bergotong-royong membersihkan saluran dan memang sangat berharap perbaikan segera dilakukan,” jelasnya.
Diran memaparkan bahwa tiga titik kerusakan yang paling urgen berada di wilayah Muara Cikembang (2 titik) dan Kampung Cijambe (1 titik). Dampak kerusakan irigasi sangat terasa karena sebagian besar lahan pertanian belum bisa ditanami akibat kekurangan air.
“Di Sukamaju ada sekitar 500 hektare lahan pertanian. Tanpa irigasi yang baik, produksi pertanian turun drastis. Dalam satu musim saja, petani bisa kehilangan potensi hasil panen hingga 2.500 ton atau sekitar Rp10 miliar,” ungkapnya.
Selain tanggul jebol, beberapa saluran pembuangan air juga mengalami kerusakan parah dan tidak berfungsi. Diran menyebutkan hal itu juga menjadi prioritas dalam perbaikan nanti, termasuk pengaturan pintu air agar sistem pengairan tidak mudah rusak kembali.
“Kami berharap warga tetap semangat, menjaga dan merasa memiliki irigasi ini. Pemerintah bisa membangun, tapi masyarakat juga wajib ikut memelihara,” tutup Diran.***
Foto : Istimewa
Editor : Aab Abdul Malik
